Jakarta, CNN Indonesia --
Seakan jadi bahan bakar industri digital, usaha kecil menengah (UKM) kembali jadi pasar yang diperebutkan oleh startup. Kali ini peminat seriusnya adalah Jurnal.id, startup yang mengurusi pembukuan digital.
CTO Jurnal.id Anthony Kosasih memperkirakan di Indonesia ada sekitar 57 juta UKM yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Dengan potensi pasar seperti itu, Jurnal.id ingin melebarkan jangkauan bisnisnya.
Salah satunya adalah dengan menggandeng bank nasional. Kali ini, Jurnal.di bekerjasama dengan CIMB Niaga agar pelaku UKM di bank nasional itu bisa mengintegrasikan transaksinya agar tercatat ke pembukuan Jurnal.id secara otomatis.
"Ini sejalan dengan arahan dari regulator dalam meningkatkan penerapan tata kelola keuangan yang baik untuk UKM," ucap Deputy Chief of Transaction Banking CIMB Niaga Andrew Suhandinata.
Meski demikian, kolaborasi keduanya tak bersifat eksklusif.
Pembukuan digital berbasis awan
Jurnal.id pada dasarnya adalah piranti lunak akuntansi berbasis komputasi awan untuk entitas usaha yang sebelumnya masih melakukan pembukuan secara manual. Adapun hal yang bisa dilakukan platform ini adalah pembuatan faktur, pengecekan inventori, hingga pembuatan laporan keuangan perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aplikasi ini pun bisa menjembatani pelaku UKM untuk berkonsultasi dengan akuntan profesional.
Daniel Witono, pendiri dan CEO Jurnal.id, mengatakan layanan mereka ditujukan untuk UKM yang banyak tersebar di Indonesia. UKM jadi pilihan karena dinilai memerlukan pengelolaan keuangan yang terorganisasi.
"Produk kita menggantikan proses manual yang memakan waktu yang lama," ucap Daniel singkat.
Dari sekian banyak UKM yang ada, tak semua diincar oleh Jurnal.id. Jenis UKM yang mereka bidik adalah UKM yang sudah berbentuk PT atau CV, berkantor di ruko atau rumah, dan sudah tercatat di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Butuh akses internet
Jurnal.id yang telah meluncur sejak 2014 ini mengklaim sudah ada 41.000 UKM yang tersebar di penjuru negeri yang memakai jasanya. Kebanyakan di antaranya masih berpusat di kota-kota besar.
Kebutuhan koneksi internet yang stabil jadi kendala bagi Jurnal.id agar bisa diakses oleh UKM yang berada di luar kota primer.
Namun, kekhawatiran soal koneksi internet itu tak begitu dihiraukan oleh mereka. Daniel bertaruh pada pertumbuhan penetrasi internet yang cukup besar di Indonesia belakangan ini.
Kendati begitu, Anthony menuturkan ada segelintir UKM di beberapa daerah yang membuatnya terkejut. Pasalnya ia tak menyangka layanan yang mereka buat bisa dikenal di daerah yang tak disangka. "Itu terjadi misalnya di Boyolali dan Tasikmalaya, jujur saja kami agak kaget karena kita kebanyakan ya di kota-kota utama," ujarnya.
Saat ini layanan Jurnal.id sudah bisa bisa diakses di versi desktop dan ponsel berbasis Android. Mereka mematok harga berlangganan per bulan di kisaran 149.000 hingga 399.000 rupiah.
(eks)