Jakarta, CNN Indonesia -- Erajaya, yang lebih dikenal sebagai distributor ternama ponsel cerdas, melirik ceruk bisnis baru di Indonesia. Kali ini mereka melihat perangkat
Internet of Things (IoT) sebagai sumber profit baru.
Bisnis Erajaya Group sejatinya berjalan di tiga produk berbeda yakni ponsel cerdas, produk seluler seperti kartu SIM perdana dan pulsa isi ulang, dan yang terakhir adalah aksesoris ponsel.
Djatmiko Wardoyo, Direktur Komunikasi dan Pemasaran Erajaya Group, mengatakan pihaknya melihat ada kecenderungan bisnis teknologi bergerak ke arah IoT. Benda-benda yang terkoneksi internet mulai menjamur plus evolusi ponsel cerdas yang makin canggih meyakinkan Djatmiko dan koleganya untuk masuk ke bisnis ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"IoT ini jadi fokus baru Erajaya. Kami memulainya baru tahun ini," ucapnya usai meluncurkan GoPro Hero6 di Jakarta, Jumat (13/10).
Peluncuran Hero6 jadi kolaborasi perdana antara Erajaya dengan GoPro. Kerja sama ini jadi yang ketiga antara Erajaya dengan produsen perangkat IoT.
Jauh di awal tahun, Erajaya telah menggandeng Garmin untuk memboyong produk aksesoris yang terhubung ke internet seperti jam tangan pintar. Sementara Juni ini Erajaya telah mengantongi lisensi dari DJI dengan meluncurkan drone Spark ke dalam negeri.
"Tiga brand dalam sepuluh bulan ini jadi terobosan Erajaya Group membuktikan bahwa kita berkomitmen untuk itu,” sambung pria yang akrab disapa Koko.
Kendati demikian, Djatmiko menekankan bahwa manuver ini untuk memperluas jangkauan bisnis, bukan beralih dari yang tiga jenis bisnis yang sudah mereka geluti sebelumnya.
Tak Ragu dengan Bisnis IoT Erajaya melihat portofolio GoPro meyakinkan untuk merambah pasar kamera aksi di dalam negeri. Padahal secara global, bisnis GoPro tak semoncer beberapa tahun lalu.
Bisnis GoPro sempat anjlok ketika 2.500 unit drone Karma yang sudah terjual dilaporkan gagal terbang. Mereka pun akhirnya menarik kembali semua Karma yang sudah ada di pasar tiga bulan lamanya. Setelah memperbaikinya, GoPro akhirnya merilis kembali Karma.
Erajaya tak melihat kejadian itu sebagai penghalang kerja sama. Menurut mereka satu produk yang gagal tak berarti kualitas produk merek tersebut tak bagus.
Fokus Erajaya Group di sektor IoT diwakili oleh PT Sinar Eka Selaras (SES). Anak perusahaan Erajaya ini berencana memasarkan produk IoT mereka ke pasar yang lebih luas, tak melulu ke lapak yang sangat tersegmentasi seperti olahraga ekstrem. Vlogger, Youtuber, atau traveler, jadi contoh target bisnis baru mereka.
"Mulai tahun 2017 erajaya Group melalui SES mengembangkan fokus bisnis baru untuk membidik pasar produk
Internet of Things (IoT)," kata Direktur PT SES, Amir Hamzah.