Jakarta, CNN Indonesia -- Separuh perusahaan di kawasan Asia Pasifik dan Jepang meyakini mereka akan tutup dalam 3-5 tahun ke depan karena dampak teknologi. Teknologi yang menyusupi tiap bidang membuat para pemimpin perusahaan dunia tidak dapat memprediksi masa depan industri mereka.
"(Ini terjadi) untuk pertama kalinya di era modern," jelas Amit Midha President Commercial Business APAC dan Jepang Dell EMC dalam konferensi pers yang diselenggarakan hari ini di Ritz Carlton, Jakarta Pusat, Kamis (2/11).
Sebanyak 61 persen pemimpin bisnis di Asia Pasifik dan Jepang juga meyakini bahwa bisnis perusahaan mereka akan terganggu karena perkembangan teknologi digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini terungkap dari Indeks Transformasi Digital Dell, sebuah penelitian yang dipimpin Institute for The Future (IFTF) bersama 20 pakar teknologi.
Optimis
Kecerdasan buatan, robot,
virtual reality,
augmented reality, dan komputasi awan adalah teknologi disruptif (perusak). Kehadiran teknologi inilah yang diyakini akan mengubah cara kerja dan hidup manusia di masa depan.
Tapi, alih-alih menjatuhkan perusahaan, Dell yakin perusahaan bisa memanfaatkan teknologi ini untuk kelangsungan usaha mereka. Syaratnya, mau bertransformasi menjadi perusahaan digital.
Sebab, mau tak mau, nantinya semua perusahaan akan berubah menjadi organisasi teknologi akibat disrupsi teknologi. Maka, manusia dan perusahaan harus bisa membangun hubungan baru dengan teknologi. Sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik terhadap teknologi baru.
"Terus berupaya memberdayakan kolaborasi (antara) manusia dan mesin. Maka, dampaknya akan memperkaya diri kita sendiri," imbuh Amit.
Kolaborasi manusia-mesinKolaborasi yang dimaksud adalah dengan melakukan otomasi pekerjaan repetisi yang bisa dikerjakan mesin. Sehingga bisa meningkatkan efisiensi dan kecepatan pekerjaan. Sementara, manusia berperan dalam hal penilaian, kreativitas, dan pemecahan masalah.
Selain itu, perusahaan juga harus mulai mempersiapkan infrastruktur teknologi informasi (TI) modern. Hal ini penting untuk mempercepat transformasi mereka menjadi organisasi teknologi. Tak lupa, perusahaan juga perlu memberikan pendidikan yang cukup bagi karyawan.
"Kolaborasi antara manusia dan mesin ini akan menjadi kunci untuk mendorong keunggulan kompetitif dalam beberapa tahun ke depan," tutupnya.
(eks)