Jakarta, CNN Indonesia -- Pengguna sistem pembayaran eletronik milik PT Gojek Indonesia, Gopay, kini dihantui modus dugaan penipuan dan pencurian saldo. Hal itu tergambar dari sejumlah unggahan para pengguna yang mengeluhkan pengalaman buruk mereka di sosial media.
Kecaman itu diungkapkan Sigit Erdianto Sunarno melalui Facebook. Dia mengaku menerima surel resmi dari Gojek yang berisikan tautan verifikasi. Setelah mengklik tautan tersebut, anehnya saldonya terus terpotong untuk pembelian pulsa.
"NEVER put any amounts on GOPAY @gojekindonesia ! Baru dapat email “resmi” dari GO-JEK utk email verifikasi. Lalu klik, dan gotcha! Saldo GOPAY otomatis berkurang ratusan ribu dengan record GO-PULSA untuk XL," tulisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dihubungi
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon pada Jumat (8/12), Sigit membenarkan bahwa Gopay miliknya memang sudah kebobolan.
Ia menyebutkan saat ini kasus tersebut tengah diproses oleh pihak Gojek sejak Rabu (6/12). Pemrosesan dilakukan setelah ia membagi peristiwa tersebut di sosial media. Tapi, hingga berita ini ditulis, ia mengaku masih belum mendapat kejelasan.
[Gambas:Facebook]
Penggunaan OTPSementara itu, pengguna Twitter
@FriskaSUtami menulis dalam cuitannya bahwa dirinya sudah dua kali dihubungi oleh seseorang yang mengaku akan memberikan saldo Gopay sebesar Rp500 ribu. Orang tersebut memaksa Friska untuk memberikan kode
One Time Password (OTP).
Kode OTP memang dibutuhkan oleh pengguna yang baru memasang aplikasi Gojek di ponselnya. Kode ini berguna sebagai parameter kedua saat
login aplikasi Gojek.
Kode OTP hanya akan berlaku dalam beberapa waktu tertentu dan akan dikirimkan pada pemilik nomor ponsel. Pelaku penipuan kemungkinan besar telah mengetahui
user name atau alamat surel serta
password pengguna sehingga penting untuk mendapatkan kode ini untuk bebas mencuri saldo Gopay.
Salah satu pengguna Gopay,
@raissa_putry mengungkap bahwa dirinya pernah hampir tertipu. Namun beruntung, dia sempat melakukan konfirmasi pada pihak Gojek dan mendapatkan keterangan bahwa telepon tersebut merupakan penipuan.
Hingga berita ini ditulis, pihak Gojek belum memberikan komentar.
Catatan redaksi : Redaksi melakukan mengubah paragraf empat dan lima artikel ini pada Jumat (8/12) pukul 16:40. Sebelumnya pada paragraf empat tertulis, "dia sempat emosional dan meminta Gojek untuk mengembalikan uangnya". Sementara paragraf lima tertulis, "Sayangnya hingga berita ini ditulis, Sigit belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kronologi kejadian dan upaya yang sudah ditempuhnya untuk meminta keadilan pada Gojek".
Dua paragraf ini diubah menjadi, "Ia menyebutkan saat ini kasus tersebut tengah diproses oleh pihak Gojek sejak Rabu (6/12). Pemrosesan dilakukan setelah ia membagi peristiwa tersebut di sosial media. Tapi, hingga berita ini ditulis, ia mengaku masih belum mendapat kejelasan. ". (asa)