Jakarta, CNN Indonesia -- PT XL Axiata Tbk menyatakan bahwa 200 karyawan yang tak lagi bekerja untuk perusahaan merupakan buah program pensiun dini. Mereka menolak disebut melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
"Karena istilah tersebut (PHK massal) memiliki definisi dan makna berbeda dengan program transformasi yang dijalankan," tukas
Group Head of Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih atau biasa dipanggil Ayu melalui pesan singkat, Kamis (21/12).
Berdasarkan pernyataan resmi yang dibuat XL, perusahaan sedang menuju bentuk baru. XL mengusung strategi
Revamp, Rise, dan
Reinvent (3R) sejak 2015 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu langkah konkret dari strategi tersebut adalah pengurangan jumlah karyawan. Lagi-lagi, XL menolak disebut melakukan PHK. Tawaran pensiun dini diklaim mendapat sambutan hangat dari 200 karyawan terpilih.
"Di dalam perjalanannya kita menyiapkan paket yang sangat menarik untuk karyawan yang butuh program itu sangat puas, jadi kalau bisa dibilang 99,9 persen puas," imbuh Ayu.
Salah seorang karyawan XL bernama Puji sudah menerima tawaran pensiun dini tersebut. Setelah bekerja selama 20 tahun di sana, Puji mengaku sudah dapat uang yang dijanjikan perusahaan dalam program ini mulai dari pesangon standar pemerintah, uang jasa yang nilainya tujuh kali gaji, tambahan dari direksi lima kali gaji, cuti yang diuangkan, pendidikan anak hingga SMA, dan asuransi kesehatan untuk setahun.
"Saya mau, akhirnya saya ambil," kata Puji.
Sebelum mendapat tawaran pensiun dini, XL mengadakan penilaian ke sejumlah karyawan. Setelah terpilih, merewa dicarikan posisi lain yang kosong terlebih dahulu. Ketika tak ada kecocokan antara posisi yang tersedia dan kapabilitas karyawan terpilih itu, barulah XL menyodorkan paket pensiun dini.
Hal ini bertolak belakang dengan yang dialami oleh Zulkarnain, karyawan XL lainnya. Zulkarnain adalah satu-satunya karyawan di sana yang menolak tawaran pensiun dini.
Kepada
CNNIndonesia.com, Zul, biasa ia disapa, mengaku tak ada proses
assessment dari perusahaan. Pada medio November 2017, Zul mendapat kabar bahwa ia tak lagi mendapat tempat di perusahaan.
"Tiba-tiba saja saya diberitahu demikian oleh atasan," kata Zul.
Zul yang juga menjabat Wakil Presiden Serikat Pekerja XL Axiata merasa heran bahwa keinginannya untuk bertahan tak diakomodasi oleh perusahaan. Padahal, menurutnya, tawaran pensiun dini tak bisa dipaksakan.
(evn)