Jakarta, CNN Indonesia -- RedaksiTimes atau biasa disebut RTimes menolak disebut afiliasi dengan Front Pembela Islam (FPI). Walaupun demikian, RTimes tegas menyatakan berdiri atas semangat Aksi Bela Islam 212.
"Pernah dihubungi oleh FPI Jakarta sekitar dua hari lalu, bertanya soal pemakaian," kata Dody Pradipto YS, Presiden Direktur Transglobindo Group yang menaungi RTimes melalui sambungan telepon, Kamis (28/12).
Diketahui, sebagian umat Islam melakukan Aksi Bela Islam 212 pada 2 Desember 2016 di Jakarta terkait dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama soal Al Maidah. Menurut mereka, Ahok telah menodai Islam dengan pernyataan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dody menjelaskan saat itu pihak FPI menelepon karena tertarik dengan RTimes sebagai media sosial. Ia menduga performa RTimes sudah diketahui FPI.
Kelahiran RTimes ia sebut berdasarkan semangat gerakan Aksi Bela Islam 212. Setidaknya ada dua nilai yang diusung oleh RTimes, yakni anti-penistaan agama dan persatuan pribumi.
"Semangat itu tidak berlaku untuk muslim saja, tapi juga untuk semua agama," imbuh Dody.
Dody mengakui bahwa ia ikut dalam aksi 212 yang dihelat oleh GNPF MUI pada 2 Desember 2016 lalu. Namun ia menegaskan hal itu tak mewakili sikap perusahaan yang ia pimpin.
Berdiri Februari 2017Berbasis Open Source, media sosial RTimes berdiri pada Februari 2017 dan mulai bergulir dalam bentuk beta pada Juni. Pada Desember, RTimes diluncurkan untuk publik.
Nama RTimes dikenal publik luas ketika anggota FPI Novel Bamukmin menyebut namanya sebagai aplikasi pengganti Facebook. RTimes, yang bermarkas di Medan, Novel sebut memenuhi syarat sebagai platform media sosial yang cocok untuk umat.
Semenjak namanya tenar, RTimes sudah tiga kali menambah kapasitas
bandwidth hingga tiga kali sejak 25 Desember. Mereka bahkan berencana menambah kapasitas lagi dalam waktu dekat. Dody menyebut saat ini jumlah pengguna aktif RTimes sudah mencapai 18.000.
Sebagai media sosial, RTimes ingin tampil beda. Dody berkata bahwa RTimes merupakan media sosial sekaligus portal berita. Berita itu nanti akan dihasilkan sendiri oleh para repoternya.
Dia juga mengatakan RTimes memiliki sistem pengawasan 24 jam. "Konten negatif seperti pornografi, LGBT, akan kami habisi."
(asa)