Bangkok, CNN Indonesia -- Dewasa kini, milenial telah menjadikan sosial media sebagai lapak untuk mencari pundi-pundi uang. Bermodal kemampuan fotografi dan kepiawaian bergaya di depan kamera, siapa pun kini bisa menjadi selebriti di sosial media.
Para selebriti ini memiliki pengikut dan berpengaruh diantara pengikutnya. Atas alasan itulah mereka lantas dikenal juga dengan sebutan
influencer.
Tapi, dari sekian banyak influencer yang memiliki massa, tak semua kebagian rejeki untuk mempromosikan produk tertentu atau
endorsement.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permasalahan itu terjadi karena tidak semua digital
influencer memiliki koneksi dengan pihak vendor, merek atau pengiklan.
Di sisi lain, pengiklan yang sebenarnya membutuhkan influencer juga kesulitan dalam menemukan para
influencer tersebut untuk menjalankan kampanye iklan mereka.
Selain itu, pengiklan biasanya tak mampu mengurus administrasi sekaligus dengan banyak
influencer dalam waktu yang cepat. Urusan pembayaran dan kesepakatan dengan agensi juga menjadi masalah.
Berangkat dari situlah, AdAsia Holdings yang kini berganti nama menjadi Anymind Group membangun platform
marketplace alias pasar untuk membantu kedua belah pihak saling bertemu. Pasar itu adalah CastingAsia.
Pendapatan berdasarkan likesTak seperti endorsement yang bayarannya dihitung untuk tiap
postingan,
influencer yang bergabung dengan CastingAsia mendapatkan pendapatan berdasarkan kinerja
postingan mereka.
Pendapatan diukur berdasarkan berapa banyak
likes dan
view yang dibuat oleh seorang
influencer dalam sebuah kampanye.
“Mengenai nilai tiap
like tergantung (bagaimana)
brand menyetel berapa rupiah di awal penawaran pada
influencer," jelas Shingo Hayashi, Regional Head of Influencer Marketing CastingAsia saat peluncuran di Bangkok, Thailand, Kamis (11/1).
"Jika
influencer merasa harga itu cocok dengan harga mereka, mereka bisa mengikuti kampanye itu namun jika tidak, tidak ikut pun tidak masalah,” lanjutnya.
Meski saat ini semua influencer bisa mendaftarkan diri, brand besar kemungkinan akan menyetel sendiri karakteristik influencer yang mereka butuhkan.
Brand dimudahkan untuk memilih gender, lokasi, katagori dan jumlah pangikut dari
influencer yang akan mendapat penawaran kampanyenya.
Kecerdasan buatan memainkan peran untuk mencocokkan pencarian brand dan
influencer dan memberikan pembayaran yang sesuai dengan setiap
influencer.
Dengan kata lain, setiap
influencer dengan karakternya masing-masing bisa menerima pendapatan berbeda dengan
influencer lain meski mengikuti kampanye yang sama.
Siapapun bisa ikutMereka yang bisa bergabung dengan pasar influencer ini tak dibatasi dengan jumlah pengikut ribuan saja,
micro influencer pun bisa ikutan.
Syaratnya, bukan
influencer yang memposting isu politik, pornografi dan isu lain yang tidak sesuai dengan kategori CastingAsia.
Sayangnya, pembayaran dari CastingAsia untuk influencer dan
micro influencer hanya bisa dilakukan melalui akun Paypal.
Paypal dipilih karena layanan ini terbilang mudah untuk menyalurkan pembayaran kepada seluruh
influencer di sembilan negara dari Singapura. CastingAsia belum memiliki rencana untuk menggunakan cara pembayaran lain.
(eks)