Jakarta, CNN Indonesia -- Grab disebut-sebut berambisi mendominasi bisnis layanan transportasi di Asia Tenggara. Demi mewujudkan target itu, Grab dikabarkan akan mengakuisisi Uber.
Kabar itu muncul setelah Grab diketahui tengah melakukan diskusi dengan Uber baru-baru ini terkait rencana akuisisi.
Demi mewujudkan langkah tersebut, Grab dikabarkan berencana mengambil alih operasional Uber di kawasan Asia Tenggara. Dilaporkan The Independent, keduanya dikabarkan akan menyatukan sistem pengoperasian
back-end aplikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Uber Dara Khosrowshahi pad November lalu memberi sinyal jika pihaknya kesulitan bersaing dengan ketatnya persaingan bisnis di Asia Tenggara. Namun, ia menyatakan nihil kesempatan untuk merger dengan pihak lain termasuk Grab.
Selain itu, ia juga menyebut kapitalisasi tengah menggerogoti kawasan Asia Tenggara dan perlu waktu lama untuk membalikkan ke keadaan semula.
Rencana akuisisi ini datang bukan tanpa alasan, kawasan Asia Tenggara terbilang menjanjikan berkat naiknya jumlah konsumen muda yang terus tumbuh menggunakan jasa transportasi daring. Hal ini menjadikan wilayah tersebut sebagai pasar terbesar keempat di dunia untuk bisnis transportasi online.
Sejauh ini, Grab dapat dikatakan cukup menguasai pasar dengan beroperasi di 160 kota di beberapa negara tenggara Asia, termasuk Indonesia. Hal ini bertolak belakang dengan Uber yang hanya menguasai 60 kota meski telah beroperasi di lebih dari 80 negara di seluruh dunia.
Hal ini disebabkan oleh Grab yang cepat menguasai pasar lewat penyesuaian jasa sesuai kebutuhan lokal. Selain itu, perusahaan tersebut juga berusaha memenuhi kebutuhan mitranya, mulai dari pemberian subsidi hingga mengajarkan mitra yang berumur mengenai mekanisme layanan online.
Sementara itu, kabar akuisisi ini mengkhawatirkan sebagian pihak. Sebab, dengan adanya merger maka pesaing akan berkurang dan harga jasa yang dibebankan ke pengguna layanan berpotensi naik.
[Gambas:Video CNN] (evn/sat)