Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA) Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menanggapi laporan Gojek mendapat aliran dana investasi dari Google merupakan investasi yang wajar.
Pasalnya, dari mana pun asal investasi bukan masalah sebab uang tidak bernegara maupun beragama.
“Uang itu tidak ada warga negara, tidak ada agama jadi akan dari mana saja masuk. Tapi bagaimana uang investasi itu bisa dimanfaatkan lebih baik gitu,” ujarnya saat ditanyai
CNNIndonesia.com usai diskusi ID-IGF di Perpusatakaan Nasional, Jumat (19/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya mengapa bukan investor tanah air yang banyak memberikan aliran dana, pria yang kerap disapa Semmy ini mengatakan bahwa mungkin investor lokal belum bisa memilah
startup mana yang bagus dan mana yang tidak untuk dikucuri dana.
“Kita nggak bisa juga pilih-pilih. Kenyataannya orang Indonesia ini belum tahu
startup ini apa sih, tapi yang di sana bisa melihat ini peluang,” lanjutnya.
Selain itu, Semmy juga mengatakan pemerintah tak mungkin melarang masuknya investasi asing ke Indonesia. Sebab, investasi dari dalam negeri tidak cukup untuk mengembangkan semua
startup sendiri.
“Anak muda banyak sekali butuh pekerjaan. Kalau kita hambat juga, anak Indonesia ini butuh pekerjaan. Begitu juga halnya dengan Gojek,” ungkap Semmy.
Dia melanjutkan bahwa masyarakat tidak perlu takut data yang dikumpulkan Gojek akan bocor ke Google cs dengan investasi tersebut. Sebab, masyarakat berhak mendapat perlindungan data.
Sebelumnya, Gojek dilaporkan mengantongi dana segar dari Alphabet, induk perusahaan Google dan beberapa rekan senilai US$1,2 miliar atau setara dengan Rp16 triliun. Hingga saat berita ini diturunkan, Gojek masih menolak memberikan komentar.
(age/asa)