Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah riset dari iPrice menunjukkan puncak transaksi belanja online yang dilakukan orang Indonesia pada pukul 11.00 siang. Riset iPrice juga menemukan konsumen Indonesia paling banyak memilih Rabu sebagai hari paling ideal untuk berbelanja online.
Pemilihan waktu tersebut nampak menonjol ketimbang waktu lain. iPrice mencatat pada pukul 11.00, jumlah pesanan yang terjadi 69 persen lebih tinggi dari jumlah rata-rata pesanan di
e-commerce lokal.
Data lainnya adalah soal pemilihan platform untuk berbelanja online yang jatuh di dua pilihan yakni mobile atau desktop. Sebagian masyarakat Indonesia ternyata sudah lebih terbiasa berbelanja daring lewat aplikasi mobile atau situs mobile.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu terlihat jelas dari persentase pengguna mobile di Q2 2017 yang mencapai 87 persen dari total pengunjung e-commerce. Angka itu terus naik dari Q3 2016 sebesar 74 persen, Q4 2016 sebesar 78 persen, dan Q1 2017 sebesar 85 persen.
Namun untuk soal keputusan pembeli, konsumen
e-commerce di Indonesia justru lebih suka memakai desktop. iPrice menemukan tingkat konversi dari trafik desktop 200 persen lebih besar dari tingkat konversi mobile.
Dalam hal nilai transaksi rata-rata (
average order value/ AOV) pun demikian. Konsumen membelanjakan uang sekitar Rp557 ribu melalui desktop. Sementara via mobile, konsumen hanya menghabiskan sekitar Rp464 ribu.
'Curi jam kerja' untuk belanja onlineKombinasi antara data-data tersebut mengarah ke kesimpulan masyarakat di Indonesia lebih gemar belanja online ketika waktu kerja.
"Kalau mengambil faktor-faktor itu, bisa disimpulkan demikian," kata
Content Marketing Lead iPrice, Andrew Prasatya di JSC Hive, Selasa (30/1).
Pada akhir pekan, kesimpulan itu diperkuat dari tingkat konversinya yang cukup jeblok ketimbang hari kerja meskipun pengunjung
e-commerce dari ponsel cerdas tetap banyak. Andrew menilai pada saat itu banyak orang yang lebih banyak memutuskan menghabiskan waktunya bersama keluarga sehingga kemungkinan yang mereka lakukan di
e-commerce sekedar melihat-lihat.
Elisa Sutedja, analis senior dari perusahaan pemodal ventura, East Ventures, tak sepenuhnya sepakat dengan kesimpulan tersebut. Menurutnya, ada kemungkinan angka di waktu kerja menonjol karena di saat itu ada perusahaan atau instansi yang belanja kebutuhan kantor. Baginya, untuk sampai pada kesimpulan bahwa konsumen e-commerce Indonesia kalap mata belanja online di waktu kerja sebagai hal yang kurang tepat.
"Jadi saya kira tidak tepat kalau digeneralisasi demikian," kata Elisa.
Angka-angka yang dihasilkan oleh iPrice berasal dari data kunjungan dan transaksi di lebih dari 1.000 e-commerce di Asia Tenggara yang 200 di antaranya asal Indonesia selama Q3 2016 - Q2 2017. Data situs e-commerce yang mereka himpun merentang dari yang populer seperti Lazada, Tokopedia, Bukalapak, hingga yang masih berstatus startup.
Dari riset itu, Indonesia menyabet predikat yang terbanyak secara persentase dalam memakai ponsel untuk mengakses e-commerce. Namun secara nilai transaksi, konsumen Indonesia terbilang tidak jor-joran dalam belanja online. Tercatat hanya nilai transaksi rata-rata di Indonesia hanya US$36 atau Rp482 ribu, menempatkan di posisi kedua paling bawah di antara negara ASEAN lain seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
(evn)