Serikat Pekerja Tuding Tenaga Asing Picu 'PHK' Indosat

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Jumat, 09 Feb 2018 17:38 WIB
Keberadaan tenaga kerja asing ditengarai menjadi salah satu faktor penyebab kegaduhan di tubuh Indosat Ooredoo, di antaranya soal PHK terselubung.
Keberadaan tenaga kerja asing ditengarai menjadi salah satu faktor penyebab kegaduhan di tubuh Indosat Ooredoo, di antaranya soal PHK terselubung. (CNN Indonesia/Aditya Panji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keberadaan tenaga kerja asing ditengarai menjadi salah satu faktor penyebab kegaduhan di tubuh Indosat Ooredoo.

Ketua Umum Serikat Pekerja Indosat Azwani Dadeh menyebut tak semua pekerja asing di tempatnya kompeten. Salah satu yang Azwani keluhkan adalah penilaian mereka tentang kondisi Indonesia.

"Menurut saya mereka tidak begitu paham kondisi geografis dan bisnis di Indonesia," ucap Azwani melalui telepon, Jumat (9/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia menegaskan tenaga asing sangat selektif dalam bekerja. Para ekspatriat itu dituduh hanya mau bekerja sama dengan yang patuh, sementara karyawan yang tidak, bakal dipinggirkan.

Keraguan Azwani bertambah ketika keputusan reorganisasi muncul dengan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terselubung. "Tenaga asing ini yang nge-drive keputusan tidak tepat, expat yang di luar juga berpengaruh ke kebijakan itu."

Berdasarkan pengamatan Azwani, setidaknya ada lima orang asing yang menempati posisi strategis di manajemen Indosat.

Sesuai Aturan

Dihubungi terpisah, Deva Rachman selaku Group Head of Corporate Communication Indosat Ooredoo menegaskan keberadaan tenaga kerja asing di tempatnya sudah sesuai aturan. Deva juga menekankan jumlah tenaga asing sangat sedikit.

"Jumlah pegawai mayoritas kami adalah orang Indonesia," tukasnya.

Ia menjelaskan untuk mengangkat seorang tenaga asing terutama untuk posisi direksi tak bisa dilakukan asal-asalan. Ada proses penentuan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). 


"Peraturan kita jelas, enggak ada diskriminasi," Deva menambahkan.

Terpisah, pengamat telekomunikasi Heru Sutadi menganggap tenaga asing di industri sebagai hal yang biasa. Namun dia mengingatkan perusahaan harus lebih proporsional dalam memakai jasanya.

Menurut Heru, kondisi pasar Indonesia berbeda dengan negara asing. Ia mengambil contoh fenomena BlackBerry yang masih laku di Indonesia, tapi sudah ditinggal konsumen internasional.

Ada juga contoh layanan video call yang populer di luar negeri namun tak begitu digemari di dalam negeri.

"Orang asing enggak ngerti soal itu," kata Heru.

(asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER