GoPro Gandeng Jabil Buat Lensa Kamera dan Sensor

Agnes Savithri | CNN Indonesia
Sabtu, 24 Mar 2018 03:27 WIB
GoPro menggandeng kemitraan lisensi dengan Jabil, perusahaan jasa manufaktur dengan membuat lensa kamera dan sensor.
Ilustrasi GoPro. (Foto: Ryan McGuire/gratisography)
Jakarta, CNN Indonesia -- GoPro menggandeng kemitraan lisensi dengan Jabil, perusahaan jasa manufaktur. Perusahaan yang dikenal dengan desain elektroniknya akan menggunakan desain GoPro untuk membuat lensa kamera dan sensor.

GoPro dan Jabil berkolaborasi di Hero4 dan terus bekerja sama sejak itu. Dilansir dari The Verge, produk yang digagas dua perusahaan ini akan mencakup pencitraan digital dan perlengkapan end user.

Sandor Barna, Chief Technology Officer GoPro mengungkapkan bagaimana nantinya jika konferensi video, robotik hingga mobile self-driving didukung oleh lensa kamera dan sensor gambar GoPro.
"Bayangkan sebuah dunia di mana konferensi video, robotik, dan bahkan mobil self-driving didukung oleh lensa kamera dan sensor gambar GoPro. Bersama GoPro dan Jabil dapat mewujudkannya," ujarnya kepada The Verge.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produk yang akan dibuat Jabil tidak akan dicap sebagai GoPro, tetapi mereka akan memanfaatkan teknologi yang mendasari GoPro. Sangat menarik bahwa teknologi GoPro sekarang akan tersebar ke berbagai produk dan layanan yang dimiliki Jabil.

Kesepakatan itu muncul karena saham GoPro berada di titik terendah sepanjang waktu, jadi tidak mengherankan melihat perusahaan mengeksplorasi cara baru untuk bercabang.

Sebelumnya, persaingan bisnis kamera drone yang kian sengit tak mampu membuat GoPro bertahan. GoPro secara resmi mengumumkan bahwa perusahaan menyerah di bisnis drone.

Kompetisi yang kian ketat dan kesulitan mengantongi profit menjadi alasan utamanya.

Kabar mengejutkan ini diumumkan bersamaan dengan dirilisnya laporan pendapatan perusahaan. GoPro menyebut penjualan drone Karma tidak sesuai dengan ekspektasi.

Meskipun kontribusi penjualan drone Karma sebagai 'nomor dua terbesar', namun pangsa pasarnya tak mampu bersaing dengan produk besutan kompetitor. Margin bisnis aerial disebut sangat kompetitif. (age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER