Jakarta, CNN Indonesia -- Grab akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut bahwa Grab mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara. Dalam pernyataan resmi yang diterima
CNNIndonesia.com, disebutkan bahwa untuk memuluskan transisi, aplikasi Uber masih bisa digunakan dalam dua minggu ke depan.
Setelah itu, semua mitra pengemudi Uber, pelanggan dan pedagang di Uber Eats, dan semua layanan pengantaran akan dipindahkan ke platform Grab. Grab menyediakan laman
online terkait proses migrasi ini di
https://grab.com/id/comingtogether.
Dari laman tersebut, disebutkan bahwa pengemudi Uber diminta untuk segera meregistrasikan diri mereka ke Grab. Sehingga mereka bisa segera melanjutkan pekerjaan begitu layanan Uber ditutup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan akuisisi ini, Grab akan mengambilalih operasi Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, dan Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"Akuisisi ini mengakselerasi langkah Grab untuk meningkatkan keuntungan di bisnis inti (Grab di sektor) transportasi, sebagai platform yang paling efisien biaya di Asia Tenggara," demikian disebut Anthony Tan, Group CEO dan co-founder Grab seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia, Senin (26/3).
Grab juga akuisisi UberEatsGrab juga akan mengambil alih bisnis pengantaran makanan Uber Eats. Uber Eats sendiri telah beroperasi di Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Selain itu Grab juga mengumumkan bahwa pihaknya akan melebarkan layanan GrabFood ke seluruh Asia Tenggara pada kuartal berikutnya. Saat ini GrabFood baru melayani dua pasar di Asia Tenggara.
"Kami akan melakukan ekspansi GrabFood ke semua negara di Asia Tenggara pada kuartal berikutnya," jelas Tan Hooi Ling, Co-founder, Grab.
UberEats sendiri akan terus berjalan hingga Mei. Nantinya, pedagang dan pelanggan UberEats akan diminta untuk pindah ke layanan GrabFood.
Uber pegang saham GrabAkuisisi ini, juga membuat Uber memiliki 27,5 persen saham Grab. CEO Uber, Dara Khosrowshahi juga akan menduduki salah satu dewan direksi Grab.
Grab saat ini disokong oleh Didi Chuxing, layanan penyedia transportasi online asal China, Uber, dan investor global SoftBank. Ketiganya disebut memiliki jumlah saham yang signifikan di Grab.
Grab berkomitmen untuk bekerjasama dengan pemerintah di tiap negara terkait akuisisi ini.
(eks)