Jakarta, CNN Indonesia -- Skandal pembocoran data pengguna
Facebook menempatkan Indonesia ke dalam daftar ketiga terbesar yang terkena imbasnya. Facebook telah menyalahgunakan 1 juta data penggunanya Indonesia.
Menanggapi hal itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo)
Rudiantara melakukan pertemuan dengan perwakilan Facebook Indonesia pada Kamis (5/4) sore di kantornya di Jakarta.
Ada beberapa poin yang dihasilkan dari pertemuan tersebut, salah satunya adalah permintaan pemerintah kepada Facebook agar mereka menutup semua aplikasi ketiga di Indonesia, terutama yang berbentuk kuis kepribadian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Facebook juga menerima sanksi berupa teguran tertulis dari Kemenkominfo dalam pertemuan tadi. Mereka juga diancam akan mendapat penindakan hukum pidana jika mereka terbukti bersalah dalam memanfaatkan satu juta pengguna Facebook Indonesia yang bocor.
Merujuk pada data performa perusahaan
over-the-top 2016-2017, Rudiantara memasukkan Facebook ke dalam kategori nakal yang tidak terlalu mematuhi permintaan pemerintah.
Data tersebut dihimpun untuk menunjukkan tingkat kepatuhan perusahaan asing dalam merespons permintaan pengendalian konten yang dinilai tak sesuai dengan pengguna di Indonesia.
"Saya harus sampaikan ke teman-teman, media sosial itu
enggak kooperatif-kooperatif amat. Jadi ada beberapa dari sembilan itu yang mungkin ada tiga yang hanya memenuhi 50 persen permintaan
shut down konten atau akun (dari) kami," tukas Rudiantara kepada media sesaat jelang pertemuan dengan perwakilan Facebook di kantornya di Jakarta, Kamis (5/4) sore.
Menurut catatan Kominfo, tingkat kepatuhan Facebook dan
Instagram mencapai 40 persen. Dari total 1.307 permintaan blokir akun dan konten, Facebook hanya sanggup menindak 778 di antaranya.
Menurutnya, semakin kecil presentase (hingga mendekati nol) maka semakin tinggi kepatuhannya dalam merespons permintaan pemerintah. Rudi membandingkan
Twitter lebih baik dengan tingkat kepatuhan mencapai 0,2 persen.
Menemani Facebook, tingkat kepatuhan
Google (plus
YouTube) dan
Telegram hampir setara, masing-masing 42 persen dan 37 persen.
Rudi menyebut data yang diungkapnya berdasarkan statistik, jadi bukan sekedar prediksi. "Statistiknya ada jadi kita enggak sembarang ngomong," imbuhnya.
Ucapan Rudiantara sekaligus menanggapi pertemuan dengan perwakilan Facebook soal kebocoran data penggunanya di Indonesia.
Ruben Hattari selaku
Public Policy Lead Facebook Indonesia yang menemui Rudiantara tadi berkata butuh waktu untuk menyampaikan permintaan pemerintah ke markas pusat Facebook.
"Untuk sekarang sih yang dilakukan dari sisi Facebook adalah mengaudit bukan hanya aplikasi yang bermasalah tapi juga seluruh aplikasi yang running di atas platform ini," pungkas Ruben.
Ketika Ruben menerima pertanyaan pewarta soal nasib dari satu juta pengguna Facebook Indonesia yang tercecer, ia menekankan perlu menunggu audit terlebih dahulu.
(evn)