Kebocoran Data Facebook Diduga Pengaruhi Brexit di Inggris

Eka Santhika | CNN Indonesia
Senin, 09 Apr 2018 12:23 WIB
Facebook tangguhkan dua perusahaan analisis lain. Salah satu perusahaan itu diduga menggunakan data pengguna untuk memengaruhi referendum Brexit di Inggris.
Ilustrasi aplikasi Facebook (Facebook)
Jakarta, CNN Indonesia -- Facebook menangguhkan perusahaan analisis data, CubeYou dari platformnya. Penangguhan ini dilakukan setelah ada laporan investigasi dari CNBC yang mengatakan perusahaan tersebut mengambil data pengguna menggunakan taktik serupa dengan CA melalui kuis.

Selain penangguhan CubeYou, sebelumnya Facebook juga melakukan penangguhan kepada perusahaan konsultan pemilu asal Kanada, Aggregate IQ (AIQ). Perusahaan ini disebut menyalahgunakan data pengguna Facebook untuk memengaruhi hasil jajak pendapat Brexit di Inggris pada 2016. Saat itu Inggris mengadakan jajak pendapat, apakah akan keluar dari Uni Eropa atau tidak.

AIQ yang berasal Kanada itu diduga berafiliasi dengan CA. Kedua perusahaan itu saling berbagi perjanjian properti dan layanan intelektual. Hal ini seperti diungkap oleh pembocor informasi (whistleblower) Christopher Wylie yang mengaku pernah menjadi peneliti induk SCL Group milik Cambridge Analytica.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan AIQ ini diklaim ikut dalam pemenangan voting dalam referendum Brexit (British Exit) dari keanggotaan Uni Eropa pada 2016 lalu. Saat ini, kasus tersebut sedang di selidiki oleh otoritas keamanan Kanada. Otoritas menduga adanya pelanggaran undang-undang privasi. Sementara pihak otoritas Inggris menyelidiki kasus ini untuk mengetahui keterlibatan AIQ secara ilegal dengan kelompok pro- Brexit.

"AggregateIQ mungkin berafilisiasi dengan SCL, dan telah menerima data pengguna FB secara ilegal. Kami menambahkan mereka kedalam daftar aplikasi yang ditangguhkan dari platform kam selama penyelidikan," ujar juru bicara Facebook kepada BBC.

Selain itu skandal keterlibatan AIQ juga diperkuat dengan adanya aliran uang sebesar US$3,8 juta (Rp52,3 miliar) dari kelompok pendukung Brexit, The Vote Leave, kepada AIQ pada referendum 2016.


AIQ mengelak

Meski demikian, AIQ menolak dikaitkan dengan SCL, perusahaan yang juga membawahi Cambridge Analytica itu. "[Kami] 100 persen dimiliki dan beroperasi di Kanada...[dan] tidak pernah dan bukan bagian dari Cambridge Analytica dan SCL."

Perusahaan itu juga menolak disebut telah menyalahgunakan data pengguna Facebook seperti yang dilakukan oleh CA. Ia juga menolak pernah mempekerjakan Chris Wylie, yang membongkar skandal di Inggris tersebut.

Dalam laporan CNBC, CubeYou membuat kuis dengan embel-embel sebagai penelitian akademis nirlaba. Alih-alih digunakan untuk penelitian, data pengguna ini malah dibagikan dengan pengiklan.

Modus yang dilakukan CubeYou ini serupa dengan skandal pencurian 87 juta akun pengguna Facebook yang dilakukan oleh CA. Setelah Facebook mendapatkan laoran dari CNBC, mereka langsung melakukan penangguhan kepada aplikasi CubeYou di platformnya hingga melakukan audit secara menyeluruh terhadap perusahaan pengumpul data tersebut.

Facebook lakukan penyelidikan

Sementara itu, terkait CubeYou, saat ini Facebook tengah mendalami masalah ini dan melakukan penyelidikan intensif.

"Ini adalah klaim serius dan kami telah menangguhkan CubeYou dari Facebook, sementara kami menyelidiki mereka," ujar Ime Archibong, wakil presiden Facebook bagian kemitraan produk dalam pernyataaannya kepada CNBC.

"Jika mereka (CubeYou) menolak atau gagal melewati audit kami, (maka) aplikasi mereka akan dilarang di Facebook. Selain itu, kami akan bekerja sama dengan ICO UK (Kantor Komisi Informasi) untuk meminta Universitas Cambridge tentang pengembangan aplikasi secara umum oleh Pusat Psikometrik yang diberikan kasus ini dan disalahgunakan oleh Kogan," Archibong menambahkan.

(eks/btg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER