Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi I
DPR RI Hanafi Rais mengaku tak puas dengan jawaban
Facebook dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait kasus penyalahgunaan data yang melibatkan
Cambridge Analytica.
Hanafi menilai jawaban Facebook bersifat defensif dan normatif.
"Banyak teman yang tidak puas. Saya pribadi juga jawaban-jawaban atau penjelasan yang disampaikan defensif. Memang mereka menjanjikan
follow up terkait laporan audit investigasi, kemudian menerima catatan tentang
platform policy-nya," ucapnya di Senayan, Jakarta, Selasa (17/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun menurutnya, karena telah dinyatakan secara publik maka pihaknya akan menindaklanjuti janji-janji yang diutarakan Facebook saat RDP.
Hanafi juga menegaskan pihaknya akan terus mengejar penjelasan Facebook terkait data 1 juta pengguna Indonesia. Pasalnya, hingga akhir RDP kemarin Facebook dinilai belum memberikan jawaban secara jelas.
"Setelah kami berikan masukan, melakukan audit investigasi khususnya terkait dengan data 1 juta pengguna Indonesia-- walaupun pihak regulator Inggris (ICO) mengatakan harus dihentikan sementara. Facebook menjanjikan langkah hukum akan tetap dilakukan dan kami menuntut itu," imbuhnya.
Hanafi menegaskan pihaknya mendesak Facebook untuk melakukan hal tersebut karena sudah masuk kategori pelanggaran hukum.
Senada, Anggota Komisi I DPR RI Meutya Hafid juga mengaku tidak puas dengan penjelasan Facebook. Namun ia mengapresiasi sikap Facebook yang meminta maaf atas skandal tersebut.
Namun, ia meminta komitmen Facebook untuk melakukan perbaikan.
"Hasil investigasi kami minta segera. Kami pun bicara lagi dengan pemerintah. Sebaiknya kesalahan Facebook ini tindak lanjutnya seperti apa? Secara pribadi saya masih terbuka seperti tadi bahwa ada sanksi dan tidak menutup untuk moratorium layanan Facebook," ucapnya.
(age/evn)