Jakarta, CNN Indonesia -- Kamera tampaknya masih menjadi tren yang digemari pengguna ponsel pintar. Mulai dari
emoji berbasis
augmented reality hingga fitur untuk menyempurnakan wajah bak klinik kecantikan digital disematkan di dalam kamera
smartphone.
Tujuannya tidak hanya untuk mempercantik
selfie alias swafoto, memberikan efek dalam atau penangkapan sudut lebar. Vendor ponsel kini menyadari bahwa pengalaman penggunaan kamera depan maupun belakang mempengaruhi kesuksesan penjualan mereka.
Xiaomi belum lama ini meluncurkan Redmi Note 5 yang diklaim merupakan perangkat pertama Xiaomi yang membawa kamera 'level premium' meski hanya dibanderol kurang dari setengah harga dari ponsel
flagship semacam
Samsung Galaxy S9 atau
iPhone X.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Steven Shi selaku Head of Xiaomi South Pacific Region dan Country Manager Indonesia dalam presentasinya kemarin (19/4) mengungkap bahwa kamera depan maupun belakang Note 5 membawa sensor kamera Samsung.
CNNIndonesia.com mendapatkan kesempatan untuk menjajal perangkat tersebut di area experience zone. Berikut ulasan singkatnya:
DesainRedmi Note 5 memiliki desain yang tak jauh berbeda dari ponsel Xiaomi sebelumnya. Ponsel dengan dimensi 158,6x 75,4 x 8,05 mm ini tak cukup tipis. Jika dibandingkan
Oppo F7 yang meluncur sehari sebelumnya misalnya, ketebalannya hanya 7,8 mm.
Tebal ponsel juga sedikit lebih tebal dari
Vivo V9 dengan ketebalan 7,89 mm. Tapi bodinya lebih tipis dari Samsung S9 yang punya tebal 8,5 mm.
Pinggiran perangkat berbentuk membulat untuk membuat pengenggamnya nyaman. Untuk ukuran ponsel besar, Redmi Note 5 tergolong cukup nyaman untuk dikantongi maupun untuk mengetik.
Ponsel ini juga menghilangakn 3 tombol fisik khas Android di bodinya, yaitu untuk fungsi back, home dan multitasking. Sebagai gantinya tiga fungsi ini akan muncul di layar, menghilang saat tak dipakai dan muncul saat dibutuhkan.
Kamera 'level premium'Saat menerangkan kamera level premium Redmi Note 5, Shi tak henti membandingkan hasil fotonya dengan vendor ponsel global lain mulai dari Oppo, Vivo dan saingan terberat mereka yakni
Apple dan
Samsung.
 Foto: CNN Indonesia/Kustin Ayuwuragil |
Tampak beberapa kali, Xiaomi menyebut bahwa hasil jepretan Galaxy S9 dan iPhone X sangat jernih dan akurat bahkan di kondisi kurang cahaya. Namun Redmi juga bisa menangkap momen sama baiknya dengan ponsel premium itu.
Faktanya, ponsel ini membawa kamera buatan Samsung dengan resolusi 12MP+5MP dan depan 13MP. Kamera belakangnya memiliki ukuran piksel kamera sebesar 1,4 mikron (atau mikrometer) yang hadir di Galaxy S9.
Saat mencoba kamera tersebut,
CNNIndonesia.com melihat bahwa memang hasil kamera Xiaomi Redmi Note 5 cukup bisa diandalkan di ruang yang bertabur cahaya. Efek bokeh dan portrait yang ditimbulkannya tak jauh dari hasil Galaxy A8 yang memanfaatkan software.
Efek beautify Xiaomi tampak lebih natural. Tak ada mata alien akibat foto terlalu ekstrim memperbesar mata atau dagu berjanggut yang akibat ponsel terlalu meniruskan bagian dagu pengguna. Benar bahwa kulit pengguna akan menjadi lebih mulus dan merata, terutama jika pengguna selfie dengan kamera depan.
 Foto: CNN Indonesia/Kustin Ayuwuragil |
Pada kamera belakang, hasilnya menjadi lebih nyata. Tak ada "dempul" berlebihan akibat ponsel terlalu memutihkan kulit wajah pengguna. Sayangnya, kamera belakang tersebut beberapa kali gagal memburamkan background yang tidak diinginkan.
Kemampuan kamera di Redmi Note 5 memang diperkuat dengan kecerdasan buatan. Shi mengklaim bahwa kamera tersebut seharusnya mampu menghilangkan kantong mata, bekas luka jerawat, memancungkan hidung hingga memberi warna pada bibir.
Menjajal face unlockSelain dibekali AI untuk pertama kalinya, Redmi Note 5 juga ponsel pertama Xiami yang membawa face unlock atau pembuka kunci layar dengan wajah. Face unlock ini diklaim lebih cepat dari pemindai sidik jari Xiaomi sendiri.
Sebenarnya tidak ada masalah berarti saat
CNNIndonesia.com mencoba untuk merekam wajah demi dijadikan pengunci. Sayangnya hingga akhir percobaan, ponsel masih belum mau juga dikunci dengan fitur itu.
Tidak diketahui apakah terjadi masalah pada perangkat, atau memang fitur itu masih dikunci saat pameran produk saat peluncuran.
(eks)