Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah
e-commerce menggenjot produk dalam negeri untuk menandingi jumlah barang impor yang tak terelakkan keberadaannya. Produk fesyen dalam negeri disebut berhasil mendominasi transaksi e-commerce.
Head of Community Management
Bukalapak Muhammad Fikri mengatakan tempatnya berusaha mendongkrak para pelapak untuk menjual produknya sendiri. Hingga saat ini fesyen buatan dalam negeri jadi kategori produk paling menonjol.
"Sebagian besar memang fesyen. Fesyen kan luas, sepatu, batik, dan lainnya," ujar Fikrie yang ditemui di ajang UMKM Go Online di Thamrin City, Jakarta Pusat, Selasa (24/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa juga terjadi di
Lazada Indonesia. Direktur Akuisisi dan Pengembangan Lazada Tiffany Sionader meyakini tempatnya menampung penjual produk dalam negeri. Ia mengklaim dari sekian banyak transaksi yang terjadi, hanya 10 persen yang berasal dari luar.
Sama halnya Bukalapak, produk fesyen merupakan produk dalam negeri yang paling dominan dari seluruh transaksi.
"Sudah pasti fesyen pertama. Kedua itu produk kecantikan dan kosmetik, lalu ada makanan yang juga mendominasi," ujar Tiffany.
Berbanding terbalik dengan fesyen, Bukalapak dan Lazada mengaku produk lokal sulit bersaing dengan produk impor di kategori gawai dan elektronik. Padahal di satu sisi, kategori barang ini merupakan salah satu yang paling laris di e-commerce.
"Kalau untuk gadget dan elektroik itu Lazada sekarang secara GMV (gross merchant value) itu iya nomor satu, tapi secara transaksi itu fesyen," imbuh Tiffany.
Baik Tiffany dan Fikrie sepakat produk elektronik bukan keunggulan pelaku UMKM di Indonesia. Namun mereka berharap bisa menemukan UMKM yang setidaknya dapat menggarap pasar aksesoris elektronik yang tingkat kesulitannya lebih rendah ketimbang memproduksi gawai elektronik itu sendiri.
(evn)