Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi
Uni Eropa akan mengatur algoritma mereka untuk mendeteksi
persaingan usaha. Algoritma tersebut nantinya bisa menemukan perusahaan yang menggunakan software perbaikan harga atau memeras pesaing bisnis.
Dikutip dari
Reuters, Komisaris Persaingan Eropa Margrethe Vestager menggarisbawahi kegelisahan di kalangan penegak kebijakan tentang alat-alat berteknologi canggih seperti algoritma komputer yang memudahkan perusahaan untuk berkolusi tanpa perjanjian formal atau bahkan interaksi manusia.
Penyelidikan Komisi Eropa ke e-commerce tahun lalu, misalnya, menemukan bahwa dua pertiga pengecer menggunakan algoritma untuk melacak harga pesaing mereka.
Ada perdebatan apakah pencipta dan pengguna algoritma semacam itu dapat dianggap bertanggung jawab atas kolusi semacam itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vestager mengatakan dia telah menugaskan peneliti untuk masalah ini dan meng-upgrade toolbox antitrust-nya.
"Ini adalah hipotesis bahwa tidak semua algoritma akan masuk ke sekolah hukum. Jadi mungkin ada beberapa di luar sana yang mungkin mendapatkan ide bahwa mereka harus berkolusi dengan algoritma lain yang belum pernah ke sekolah hukum," kata Vestager pada konferensi yang diselenggarakan oleh Otoritas Kompetisi Belgia.
Dia menambahkan hal tersebut membuat dia ingin memiliki algoritma sendiri untuk berada di luar sana, melihat ke pasar, mencari tahu apakah telah terjadi kolusi.
Dalam pidato tahun lalu, Vestager dapat menghukum perusahaan hingga didenda 10 persen dari omzet global mereka karena melanggar peraturan UE. Sumber Reuters mengatakan dia mungkin memungut denda yang lebih besar terhadap perusahaan yang menggunakan perangkat lunak untuk menegakkan kartel mereka lebih ketat.
(age)