Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi demonstrasi yang belakangan kerap dilakukan oleh sopir ojek online turut menyita perhatian Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Menurutnya, belakangan sopir ojek online terlalu sering menggelar aksi demonstrasi. Akibat tindakan tersebut, menurutnya justru tidak memberikan keuntungan bagi pihak mana pun.
"Pesan saya jangan sering-sering demo. Pusing kita sama-sama semua. Demo itu tidak yang untung, semuanya rugi," ucapnya saat membuka acara Pasar Malam Mitra Gojek di GBK, Jakarta, Jumat (11/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ditelisik dari berbagai sudut, Rudi menyebut akibat demo maka penggemudi tidak mendapatkan pemasukan. Sementara dari sisi penumpang juga turut dirugikan karena tidak mendapatkan tumpangan.
Dari sisi pemerintah sebagai pihak yang ditutut juga membuat pening saat menghadapi tuntutan para sopir yang turun ke jalan.
"Pemerintah juga pusing mikirinya. Sama Pak Nadiem (CEO Gojek) juga karena perusahaan nggak ada pendapatan," lanjutnya.
Alih-alih turun ke jalan, ia meminta para sopir ojek online untuk menempuh langkah berbeda ketika memberikan masukan ke pemerintah. Terlebih menurutnya sejauh ini baik pemerintah maupun perusahaan penyedia transportasi online bersikap terbuka kepada mitranya.
"Kalau ada aspirasi sampaikan gitu, tapi ngga perlu lewat demo-demo. Ya, walaupun jarang-jarang tapi ngga usah lah demo," ucapnya.
Dalam sejumlah aksi demontrasi, baik sopir ojek maupun taksi online kerap meminta payung hukum untuk menaungi operasional mereka hingga batasan tarif minimal.
Pada demo terakhir 23 April silam ydi Gedung MPR/DPR, pengojek online menuntut beberapa poin termasuk legalisasi ojek online, penetapan tarif standar dengan nilai yang wajar dan perlindungan hukum.
(evn)