Amerika Serikat Bakal Klaim Denda ZTE Hingga Rp238 Miliar

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 03 Jun 2018 14:39 WIB
Pemerintah Amerika Serikat akan segera mengklaim penalti sebesar US$1,7 miliar (atau setara dengan Rp238 miliar) dari ZTE Corp.
Ilustrasi (Foto: REUTERS/Barry Huang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan Donald Trump akan segera mengklaim penalti sebesar US$1,7 miliar (atau setara dengan Rp238 miliar) dari ZTE Corp. Pasalnya, AS sedang menghukum dan memperketat kontrol atas perusahaan telekomunikasi China tersebut sebelum mengizinkannya kembali ke bisnis.

Dikutip dari Reuters, bisnis ZTE di AS sempat dilumpuhkan pemerintah setelah diberlakukan larangan pada April lalu. pembuat peralatan telekomunikasi nomor dua di China ini dilarang membeli komponen teknologi AS selama tujuh tahun karena dianggap melanggar kesepakatan yang dicapai setelah tertangkap mengirim barang secara ilegal ke Iran dan Korea Utara.

Negosiasi dengan ZTE bermula ketika Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menuju ke Beijing akhir pekan ini untuk pembicaraan perdagangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu sumber mengatakan pemerintah AS juga ingin ZTE mengganti dewan dan tim eksekutifnya segera setelah 30 hari, tetapi kesepakatan masih belum diselesaikan dan sumber-sumber memperingatkan bahwa hukuman itu cair dan persyaratan bisa berubah.

Perwakilan dari Departemen Perdagangan dan ZTE tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.

Perusahaan-perusahaan Amerika menyediakan sekitar 25 hingga 30 persen komponen dalam peralatan ZTE, termasuk ponsel pintar dan peralatan untuk membangun jaringan telekomunikasi.

Bulan lalu, lewat cuitannya Trump mengatakan kepada para pejabat Perdagangan agar mencari cara bagi ZTE untuk kembali berbisnis di AS.

Dia menyebutkan denda US$1,3 miliar dan perubahan dewan dan manajemen puncak sebagai cara untuk menghukum perusahaan sebelum mengizinkannya kembali berbisnis.

Namun, masalah ini membesar di kongres, di mana Demokrat dan rekan Republik Trump telah menuduhnya tunduk pada tekanan dari Beijing untuk membantu sebuah perusahaan yang telah dicap sebagai ancaman bagi keamanan nasional AS.

ZTE yang menangguhkan operasi besar pada Mei, sangat membutuhkan kesepakatan untuk mendapatkan kembali bisnis mereka. Rival senegara Huawei ini diperkirakan telah kehilangan lebih dari US$3 miliar sejak diberlakukannya larangan pada 15 April lalu. (age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER