Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden AS,
Donald Trump menyatakan bahwa pihaknya tengah bekerjasama dengan Presiden China Xi Jinping untuk mencari cara agar
ZTE bisa kembali berbisnis kembali secara cepat. Hal ini dicuitkan Trump lewat akun Twitter miliknya. Meski demikian, belum ada penjelasan lebih mendetail mengenai hal ini.
Jelas ZTE berhasil mengadukan masalah ini kepada pucuk pimpinan di China. Sebab, ZTE adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di China. Perusahaan ini memiliki 80.000 pekerja. ZTE juga tercatat sebagai perusahaan ponsel cerdas keempat di AS berdasarkan data Agustus 2017, seperti dikutip
The Next Web.
Maka tak heran jika Trump menyebut dalam cuitannya bahwa "perusahaan telah kehilangan terlalu banyak pekerjaan di China, demikian
The Verge.
ZTE pun mengungkap bahwa pelarangan ini akan sangat berdampak pada kelangsungan dan pengembangan perusahaan. Minggu lalu, ZTE mengumumkan bahwa perusahaan itu tengah menghentikan sementara terhadap sebagian besar operasionalnya.
Dalam pengajuannya ZTE menyebut bahwa perusahaannya memiliki cukup dana untuk tetap bertahan jika mereka menghentikan operasionalnya untuk sementara.
Sebelumnya, Amerika Serikat melakukan pelarangan ekspor produk berteknologi dari Amerika Serikat kepada ZTE selama tujuh tahun. Sanksi ini diberikan lantaran AS menilai ZTE telah melanggar kesepakatan jual beli produk dengan Iran dan Korea Utara. Keduanya tengah dijatuhi sanksi ekonomi oleh AS lantaran diduga mengembangkan teknologi senjata nuklir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(eks)