Indonesia Harus Punya Pusat Penelitian Kendaraan Listrik

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Kamis, 19 Jul 2018 14:29 WIB
Pusat penelitian yang dimaksud nantinya memastikan kendaraan listrik yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Tachta Citra Elfira)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu keberhasilan kendaraan listrik di Indonesia adalah fasilitas riset dan pengembangan (RnD). Indonesia harus punya pusat RnD dan jangan hanya dijadikan sebagai 'negara konsumen'.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo menyampaikan RnD yang dimaksud nantinya memastikan kendaraan listrik yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia.

"Pokoknya terserah mau bagaimana, tapi intinya jangan lagi kita itu hanya sebagai konsumen saja. Kaya setiap negara saja itu pasti melakukan research. Nah karena kita dana itu belum ada makanya join saja biar bisa research di sini," kata Agus dalam acara "Senjakala Industri Komponen Otomotif dalam Menghadapi Era Mobil Listrik di Indonesia" di Jakarta, kemarin.
Sejauh ini produsen otomotif global yang menginvestasikan dananya untuk mendirikan pusat RnD di Indonesia ada Daihatsu, berlokasi di Karawang dengan berbagai fasilitas, terdiri dari tiga bagian, yakni desain, engineering, dan test course. Fasilitas tersebut meliputi riset mobil-mobil konvensional Daihatsu sebelum dipasarkan di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejalan dengan menyambut era kendaraan listrik, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah miliki roadmap (peta jalan) yang akan dijadikan sebagai acuan menyambut mobil tanpa mesin bensin, di antaranya merangsang investor agar tertarik menanamkan investasinya di dalam negeri terkait pengembangan kendaraan listrik.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, Ditjen ILMATE, Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan jika pemerintah tidak memungut pajak bagi perusahaan yang membangun research and development (RnD) kendaraan listrik di Indonesia.
"Jadi perusahaan dikasih modal dengan pajaknya dia. Kan harusnya dipungut (pajaknya), nah ini tidak sehingga perusahaan akan melakukan RnD. Dan itu nanti tergantung juga sama investasinya," jelas Putu.

Dalam acara diskusi itu juga, Kemenperin menegaskan Indonesia tidak langsung menuju mobil listrik. Tahapan awal melalui hybrid dan plug-in hybrid, kemudian Battery Electric Vehicle (BEV), sementara industri komponen menyiapkan industri mendukung kendaraan listrik. (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER