Mark Zuckerberg Minta Maaf Atas Pernyataan Soal Holocaust

Eka Santhika & RBC | CNN Indonesia
Kamis, 19 Jul 2018 16:15 WIB
Mark Zuckerberg minta maaf atas pernyataannya terkait pengguna Facebook yang tidak memercayai Holocaust.
Mark Zuckerberg (REUTERS/Mariana Bazo)
Jakarta, CNN Indonesia -- CEO Facebook Mark Zuckerberg melakukan klarifikasi terhadap pernyataannya kepada para pengguna Facebook yang tidak memercayai Holocaust. Holocaust sendiri adalah peristiwa pembantaian orang Yahudi oleh Jerman pada pada Perang Dunia II yang menelan jutaan korban. 

Zuckerberg mengatakan tak bermaksud membela orang-orang yang tidak memercayai peristiwa tersebut. Zuckerberg sendiri memang merupakan bagian dari etnis Yahudi.  

"Saya pribadi menganggap ketidakpercayaan terhadap Holocaust sebagai sesuatu yang sangat ofensif, dan saya sungguh tidak bermaksud untuk membela orang-orang yang tidak memercayai peristiwa tersebut," tulis Zuckerberg dalam sebuah email, Rabu (18/7) seperti dilansir dari CNN. Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan Recode, Zuckerberg menyatakan bahwa Facebook tidak melarang unggahan konten tentang ketidakpercayaan terhadap Holocaust.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menganggap pelarangan terhadap konten kontroversial seperti itu bukan menjadi tanggung jawab platform media sosialnya. Namun, ia mengklaim Facebook akan memastikan konten seperti itu tidak tersebar luas di kolom berita, sehingga tidak banyak orang yang membacanya.

"Dalam hal ini, kami merasa tanggung jawab kami adalah untuk mencegah hoaks (berita palsu) menjadi viral dan didistribusikan kepada banyak orang," ujarnya dalam wawancara tersebut, dikutip dari Recode

Zuckerberg mengaku bahwa Facebook memilih untuk melakukan pendekatan yang tidak terlalu ekstrim dalam menanggapi informasi yang salah. Menurutnya, semua orang bisa saja salah dalam memahami sesuatu, misalnya dalam hal ini tentang peristiwa Holocaust.

Langkah untuk memblokir akun seseorang ketika ia mengunggah sesuatu dengan pemahaman yang salah dianggap terlalu ekstrim oleh Facebook. Oleh sebab itu, Facebook memilih untuk memastikan bahwa pemahaman-pemahaman yang salah tersebut tidak menjadi viral dan dibaca oleh banyak orang.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ketika sebuah postingan viral banyak menerima flag sebagai hoaks, informasi dalam postingan tersebut akan diperiksa oleh sejumlah orang yang bertugas sebagai pengecek fakta. Jika mereka mengonfirmasi bahwa informasi tersebut salah, maka Facebook akan menurunkan tingkat distribusi postingan tersebut.

"Yang kami lakukan adalah kami mengatakan kepada pengguna, 'Anda memiliki laman Anda sendiri, dan selama Anda tidak mencoba untuk merencanakan kejahatan atau menyerang seseorang, Anda boleh mengunggah konten itu di laman Anda, bahkan ketika orang lain mungkin tidak setuju atau merasa postingan Anda ofensif,'" tutur Zuckerberg.

Perkataannya dalam wawancara tersebut kemudian memicu sejumlah komentar negatif dari netizen. Banyak dari mereka menganggap bahwa ketidakpercayaan terhadap Holocaust adalah sesuatu yang ofensif, dan seharusnya Facebook berani untuk melarang konten tentang hal tersebut. (eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER