Grab Tak Setuju Putusan Komisi Anti Monopoli Singapura

Agnes Savithri | CNN Indonesia
Jumat, 27 Jul 2018 10:48 WIB
Grab mengatakan mereka tidak setuju dengan penilaian pengawas anti-monopoli Singapura bahwa pengambilalihan operasi Uber telah membahayakan persaingan usaha.
Ilustrasi. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
Jakarta, CNN Indonesia -- Grab mengatakan mereka tidak setuju dengan penilaian pengawas anti-monopoli Singapura bahwa pengambilalihan operasi Uber telah membahayakan persaingan dan menyebut tindakan yang disarankan komisi untuk menghapus pengaturan eksklusivitas dengan pengemudi dari satu sisi saja.

Awal tahun ini, Uber Technologies Inc menjual bisnis di Asia Tenggara ke Grab saingan regional yang lebih besar sebagai ganti saham di firma yang berbasis di Singapura. Namun kesepakatan itu telah mendorong pengawasan regulasi.

Pada awal Juli, Komisi Pengawasan Kompetisi dan Konsumen Singapura menemukan bahwa merger telah secara substansial mengurangi persaingan. Komisi menyarankan berbagai solusi, seperti penjualan bisnis penyewaan mobil mereka dan menghapus kewajiban eksklusivitas pada pengemudi yang menggunakan Grab's ride-hailing peron.
CCCS diatur untuk membuat keputusan setelah Grab menyerahkan perwakilannya minggu ini. Komisi telah mengusulkan denda pada perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Grab mengatakan komisi memungkinkan pemain lain dan pendatang baru untuk masuk ke dalam pengaturan eksklusivitas dengan pengemudi, armada sewa pribadi, dan operator taksi tanpa pembatasan.

"Grab percaya bahwa standar ganda ini bertentangan dengan semangat meningkatkan pilihan untuk pengemudi dan pengendara," katanya.

Grab adalah pemain dominan di pasar ride-hailing Singapura bahkan sebelum merger Uber. Mereka juga bersaing dengan bisnis taksi seperti ComfortDelGro Corp Ltd.
Beberapa pemain baru, seperti Jugnoo India dan Ryde yang berbasis di Singapura, baru-baru ini memasuki pasar angkutan kota. Go-Jek Indonesia juga telah mengatakan akan meluncurkan layanan di Singapura.

Keputusan CCCS dapat memiliki implikasi yang lebih luas, dengan Malaysia juga mengatakan bulan ini bahwa mereka mempelajari risiko monopoli yang dipicu oleh penggabungan Grab dan Uber.

Grab, yang mempertahankan bahwa ia beroperasi di pasar yang lebih luas daripada layanan penyewaan pribadi dan pemesanan taksi, juga mengatakan telah mempertahankan harga pra-transaksi dan komisi pengemudinya. (reuters/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER