Hoaks di India Terus Makan Korban, WhatsApp Buat Fitur Baru

Eka Santhika | CNN Indonesia
Senin, 30 Jul 2018 14:43 WIB
WhatsApp luncurkan lagi sejumlah fitur baru untuk menanggulangi parahnya penyebaran hoaks di India yang timbulkan tindakan kekerasan hingga memakan korban jiwa.
Whatsapp (REUTERS/Phil Noble)
Jakarta, CNN Indonesia -- Whatsapp meluncurkan sejumlah fitur baru untuk penggunanya di India. Fitur baru ini akan memberikan peringatan bagi penerima pesan jika ada yang mengirimkan tautan lewat Whatsapp. Peringatan itu akan memberitahu jika tautan yang dibagikan berasal dari sumber yang mencurigakan.

"(Fitur ini) akan melakukan pengecekan otomatis untuk menentukan apakah tautan tersebut mencurigakan," jelas WhatsApp dalam lamannya, seperti dikutip CNN.

Jika tautan itu memang terbukti mencurigakan, maka WhatsApp akan memperingatkan pengguna untuk berhati-hati untuk membuka tautan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, WhatsApp sudah meluncurkan empat fitur baru untuk membendung penyebaran hoaks di India.

fitur untuk memberitahu pengguna apakah pesan yang mereka terima adalah pesan asli atau pesan yang diteruskan (forward) dari pengguna lain. Saking seriusnya masalah hoaks di India, pengguna di India hanya boleh melakukan forward pesan hanya lima kali. Sementara pengguna WhatsApp di berbagai belahan dunia lain bisa meneruskan pesan hingga 20 kali.

Fitur-fitur baru ini diluncurkan untuk menekan penyebaran berita hoaks di platform layanan pesan instan tersebut. Sebab, hoaks menjadi masalah serius bagi Whatsapp di India.

Hoaks yang menyebar lewat aplikasi ini tidak sekedar menggiring opini publik, tapi berbuah tindak kekerasan hingga menelan korban jiwa akibat penghakiman massa. Tak cuma satu dua kali, tapi hal ini terjadi puluhan kali di berbagai daerah di India.

Rumor penculikan anak membuat tindak kekerasan dan pembunuhan itu terjadi. Tindakan ini masih terus terjadi dua minggu lalu, tak lama setelah WhatsApp meluncurkan beberapa fitur pencegah hoaks.

WhatsApp menolak untuk memberikan komentar terkait berita ini. Namun, dalam suratnya kepada pemerintah India, WhatsApp menuebut bahwa mereka prihatin dengan menyebarnya tindak kekerasan di Indioa dan akan proaktif untuk mencegah penyalahgunaan aplikasinya.

Pemerintah India telah menuduh Facebook dan WhatsApp tidak melakukan cukup banyak upaya untuk mencegah penyebaran informasi hoaks tersebut.

"Platform media sosial telah disalah gunakan sebagai senjata untuk mempersenjatai informasi," tukas Ravi Shankar Prasad, Menteri Teknologi India, Selasa (24/7) lalu di parlemen.

Facebook sebagai perusahaan induk WhatsApp pun tengah mengalami krisis serupa. Penyalahgunaan data pengguna dan sulitnya menangani penyebaran informasi yang tak relevan, bahkan hingga berdampak pada anjloknya saham perusahaan tersebut hingga 19 persen minggu lalu.

Sementara itu, Nikhil Pahwa, co-founder organisasi yang memperhatikan kebebasan berinternet, Internet Freedom Foundation, di India memberi saran. Menurutnya WhatsApp harusnya memberikan atribusi pada tiap pesan yang telah diteruskan. Atribusi ini diberikan kepada siapa yang mengirimkan pesan itu untuk pertama kalinya. (eks)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER