Ford Masuk Indonesia, Dealer Khawatir Harga Tak Bisa Bersaing

Febri Ardani | CNN Indonesia
Jumat, 03 Agu 2018 04:18 WIB
Mantan dealer Ford gelisah kembalinya merek Amerika itu justru tak bisa bersaing dari segi harga lantaran status RMA Indodonesia di industri otomotif nasional.
Pikap Ranger salah satu mobil andalan Ford di dunia. (Dok. Ford)
Jakarta, CNN Indonesia -- Auto Kencana Group, mantan dealer Ford berharap mobil-mobil Ford dijual murah pada saat nanti bisa dibeli konsumen di Indonesia. Namun, ada kekhawatiran hal itu tidak bisa tercapai mengingat situasi terkini yang dialami representatif Ford di dalam negeri, RMA Indonesia.  

Sejak Ford Motor Indonesia (FMI) berhenti beroperasi pada 2016, RMA Indonesia berperan sebagai pihak yang mengawal layanan purna jual buat para konsumen. Pada tahun pertama bekerja, RMA Indonesia sudah mengungkap keinginannya tidak hanya berbisnis purna jual tetapi juga menjual mobil merek Amerika.  

Awal tahun ini RMA Indonesia sempat dikabarkan ingin memulai penjualan mobil Ford pada Juli. Namun diketahui rencana itu tertunda sebab pihak RMA Indonesia mengatakan masih butuh waktu.

Presiden Direktur Auto Kencana Group Andee Yoestong menjelaskan sudah berbicara dengan RMA Indonesia tentang penjualan kembali mobil Ford. Dia mengatakan sudah menyiapkan dua dealer untuk melakukan itu, yakni di Jakarta dan Medan. 
Saat masih bekerja sama dengan FMI, Auto Kencana Group setidaknya memiliki 10 dealer Ford. Sebagian dealer itu saat ini sudah menjual merek lain, namun beberapa di antaranya masih bisa melayani servis mobil dan pembelian suku cadang mobil Ford atas kerja sama dengan RMA Indonesia.  

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya kalau dia mau jual fleet saya enggak perlu dealer banyak-banyak, kalau ritel baru banyak. Fleet itu, kalau test drive bisa kami bawa mobilnya ke mana-mana. Show unit juga bisa sedikit saja," jelas Andee, Rabu (31/7).

Nostalgia

Kabarnya, sebagai tahap awal memulai penjualan mobil Ford, RMA Indonesia ingin memulai dengan pikap Ranger buat konsumen fleet. Cara itu dianggap lunak sambil mengembalikan citra Ford yang tiris sejak kepergian FMI.  

Menurut Andee hal itu tidak masalah. Buat dia itu seperti nostalgia saat masa awal FMI berdiri di Indonesia pada 2000 kemudian mulai menjual model pertama, Ranger, pada 2001.  

"Awalnya masuk ke Indonesia kan juga begitu, yang bikin ada pasar double cabin itu kan Ford, sebagai pelopor. Jadi enggak masalah karena sudah pernah," ucap Andee.  
Meski begitu ada kekhawatiran dari pihak dealer, sebut Andee, yaitu soal harga jual Ranger di tangan RMA Indonesia yang diprediksi bakalan sulit kompetitif. Di pasaran, pikap dan pikap kabin ganda Ranger punya pesaing Mitsubishi Triton, Toyota Hilux, Isuzu D-Max, dan Nissan Navara. 

"Jadi ya tergantung harga, masalahnya harga kan belum tahu. Kalau kualitas barang, (Ranger) masih banyak dicari, tambang masih banyak yang cari," ungkap Andee.

"Ya mesti bersaing, mungkin Rp300 juta sampai Rp400 juta mestinya, tapi mungkin berat. Saya bilang berat, karena dia (RMA Indonesia) masih impor semua. Saya belum tahu posisinya RMA Indonesia sebagai apa, kalau distributor kan dapat keuntungan perdagangan bebas, nol persen. Tapi kalau bukan sebagai distributor, kalau dia tidak dapat itu dari pabrik, makin mahal," kata Andee lagi.  

Pusat produksi Ranger di ada di Thailand, Afrika Selatan, dan Argentina. Ranger yang pernah dijual di Indonesia diimpor dari Thailand. Indonesia dan Thailand merupakan Negara yang termasuk dalam Asean Free Trade Area (AFTA). Salah satu isi perjanjian AFTA yaitu tidak ada hambatan pajak bea masuk alias bisa nol persen sesama negara di Asean. (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER