Jajal Pasar IoT, Samsung Sasar Industri Properti dan Medis

Eka Santhika | CNN Indonesia
Kamis, 02 Agu 2018 17:44 WIB
Samsung menyasar industri properti dan medis untuk menjajal pasar IoT di Indonesia dan diperkirakan sudah bisa digelar tahun depan.
Ilustrasi (Drew Angerer/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Samsung Indonesia menyebut bahwa perusahaannya menyasar industri properti dan medis untuk memasarkan perangkat internet of things (IoT) miliknya di Indonesia.

Jo Semidang, IT & Mobile Marketing Samsung Indonesia menyebut bahwa solusi IoT mereka kemungkinan sudah bisa diimplementasikan tahun depan di beberapa apartemen dan perumahan.

"Sedang uji coba dengan beberapa property group, untuk pasarin rumah dan apartemen pintar [...] Belum ada yang establish, masih joint development program, ada solusi apa aja. Belum komersialisasi [...] Saat ini masih uji coba, mudah-mudahan tahun depan sudah bisa (diimplementasi)," jelas Jo saat ditemui pada konferensi pers Samsung di UOB Plaza, Jakarta Pusat, Kamis (2/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, saat ini Samsung tengah menjajal kerjasama dengan sejumlah grup pengembang properti. Kerjasama ini dilakukan untuk menerapkan solusi IoT Samsung yang dikembangkan oleh SmartThings. Dengan perangkat IoT SmartThings, pengguna bisa melakukan automasi lampu, tirai, webcam, hingga pintu lewat pengaturan di aplikasi ponsel atau dengan perintah suara.

Semua sensor, motor, dan perangkat yang terhubung dengan perangkat pintar ini tak memerlukan kabel seperti solusi automasi rumah di masa lalu. Melainkan terhubung secara nirkabel ke hub SmartThings dengan WiFi.

Perangkat IoT Samsung menurut Jo hadir di Indonesia masih lewat kerjasama B2B belum dipasarkan untuk konsumen perorangan. Selain itu menurutnya, pasar IoT di Indonesia masih belum nampak. Saat ini pasar IoT terbesar menurutnya masih dipegang oleh Amerika Serikat dan Eropa.

Tak cuma properti, Samsung juta mengaku melakukan kerjasama dengan industri medis di Indonesia. Solusi yang ditawarkan adalah wearable yang bisa digunakan untuk melacak detil kebiasaan dan hubungannya dengan kesehatan pengguna. Mulai dari rekaman detak jantung, jumlah langkah, dan lainnya.

Saat ini menurut Jo, solusi tersebut memang belum dikomersialikan. Sebab, mereka masih mencari bisnis model yang tepat untuk menawarkan dengan harga yang tepat kepada pengguna.

Selain itu Jo juga memberi catatan bahwa penerapan solusi ini masih membutuhkan kesiapan jaringan yang mumpuni. Pasalnya perangkat IoT ini membutuhkan jaringan dengan tingkat latensi rendah. Semakin rendah latensinya semakin cepat paket data dikirimkan dari satu titik ke titik lainnya.

Samsung mengembangkan perangkat IoT dibawah asuhan perusahaan yang mereka akuisisi beberapa waktu lalu, SmartThings. SmartThings menggunakan sistem operasi open source Tizen yang dikembangkan Samsung. (eks)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER