Grab Klaim Adopsi AI & Big Data Dongkrak 30 Persen Pendapatan

JNP | CNN Indonesia
Jumat, 03 Agu 2018 05:21 WIB
Grab mengklaim adopsi big data dan kecerdasan buatan membantu mendongkrak pendapatan pengemudi hingga 30 persen.
Grab mengklaim adopsi kecerdasan buatan dan big data turut mendongkrak pendapatan pengemudi. (Foto: CNN Indonesia/Mesha Mediani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Adopsi kecerdasan buatan (AI) dan big data diklaim Grab mengoptimalkan operasional dan produktivitas mitranya. Penerapan kedua teknologi tersebut sejak 2015 diklaim mampu meningkatkan rata-rata 10 sampai 30 persen pendapatan para sopirnya.

Head of data science Grab Kong-wei Lye menyebut adopsi kedua teknologi juga membantu perusahaan menentukan tarif secara real-time. Komponen permintaan dan persediaan (supply and demand) menentukan tarif bagi pelanggan.

"Kami lebih maju, terdapat berbagai komponen untuk menentukan harga. Misalnya ketika ada yang pesan, dan kemudian pengemudi nya menjemput jauh atau ke tempat terpencil sehingga tidak dapat mendapatkan penumpang lagi. Supaya fair ya untuk supir harganya naik," ujar Kong-wei di Kantor Grab Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (2/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kong-wei mengatakan kedua teknologi ini bisa mencari titik-titik mana yang memiliki permintaan pesanan tinggi. Dengan begitu, Grab akan langsung menginformasikan ke pengemudi untuk menjangkau titik tersebut untuk mendapatkan penumpang.

Kendati demikian, Kong-wei mengatakan pengemudi kerap memilih untuk menentukan lokasi mana yang hendak dituju lantaran merasa lebih nyaman beroperasi di tempat-tempat yang sudah familiar.

"Kami juga bisa membaca heatmap untuk forecast demand yang tinggi. Supir bisa menentukan sendiri. Tapi kami memang memberi tahu mitra untuk ke tempat dengan high demand. Tapi memang mereka lebih suka beroperasi di tempat biasa mereka beroperasi," kata Kong-wei.

Untuk mengakomodir hal itu, Grab telah dibekali fitur 'Booking Marathon' dan 'My Destination' di aplikasi pengemudi. Fitur 'Booking Marathon' hanya bisa digunakan oleh sopir Grabcar agar bisa langsung mendapatkan pesanan selanjutnya ketika hendak menurunkan penumpang.

"Sebelum dia menyelesaikan perjalanan, dia bisa mendapatkan bookingan lagi. Jadi itu salah satu cara untuk memaksimalkan produktivitas dia," imbuhnya.

Fitur "My Destination" bisa digunakan mitra Grabcar atau Grabbike, aplikasi ini memungkinkan para mitra untuk menentukan arah yang hendak ia tuju. Kong-wei mengatakan AI dan big data akan membantu para pengemudi untuk mencari penumpang di sepanjang jalan ke arah yang hendak dituju.

Perusahaan yang didirikan oleh Anthony tan ini mengklaim fitur tersebut membantu pengemudi tetap produktif bahkan ketika hendak kembali pulang ke arah rumah. Pengemudi akan mendapatkan pesanan yang searah.

"Ini bisa membantu mereka mendapatkan kerjaan yang searah dengan jalan pulang, darip ada mereka jalan pulang tanpa ada pesanan. Jadi pengemudi sangat menyukainya. Kita akan prioritaskan orderan sesuai dengan arah pulang pengemudi," ucapnya.

Lebih lanjut Kong-wei juga mencontohkan di Singapura ada pengemudi yang mendapatkan lima pesanan ketika mengarah ke pulang. Contoh ini membuktikan peningkatan optimalisasi dan produktivitas pengemudi. Kendati demikian fitur yang sudah live pada awal Januari 2018 ini hanya bisa digunakan maksimal dua kali dalam sehari. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER