Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Komunikasi dan Informatika optimis penerapan
Internet of Things (IoT) bisa mendorong pendapatan para operator seluler. Pasalnya IoT memiliki potensi bisnis besar bagi para operator seluler.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail mengatakan saat ini berat bagi operator seluler untuk bertumpu pada penjualan pulsa maupun paket data.
Belum lagi saat ini masyarakat mulai meninggalkan pesan singkat serta panggilan telepon dan mulai beralih ke aplikasi yang menyediakan dua hal tersebut secara gratis. Ismail menilai operator seluler bisa mendorong pendapatan melalui aplikasi yang berhubungan dengan IoT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Operator seluler antusias karena ini (
IoT rebound) yang kedua. Kalau hanya jualan data cukup berat, persaingan tinggi. Kebanyakan Indonesia ingin gratis. Sehingga berat untuk mengandalkan data karena era SMS dan panggilan telepon sudah habis," kata Ismail saat acara pembukaan Asia IoT Business Platform, di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan (28/8).
Chief Business Officer Indosat, Herfini Haryono mengatakan pihaknya telah siap untuk mengimplementasikan IoT. Lebih lanjut ia juga mengakui potensi bisnis di IoT cukup besar.
"Kami menyiapkan seluruh jenis jaringan yang ada.
Equipment sudah
ready semua, tinggal penerapannya saja," kata Herfini.
Kendati demikian terkait model bisnis nya masih belum diungkapkan. Dirjen Aplikasi Informatika Semuel Arbijani mengakui masih masih mencari model bisnis yang tepat untuk diterapkan dalam IoT.
"Bisnis ini menjanjikan tapi bagaimana model bisnisnya masih digarap. Dan dibutuhkan standardisasi perangkat yang tertuang dalam peraturan," kata Semuel.
Di sisi lain Telkom saat ini masih menjelajah segala hal tentang IoT. Termasuk di dalamnya bagaimana cara untuk memonetisasi IoT. Oleh karena itu operator belum bisa menyampaikan berapa target pendapatan yang bisa didapatkan dari IoT.
"Ini masih tahap awal eksplorasi jadi belum targetkan pendapatan karena belum ada target. Tahap masih eksplorasi bagaimana bisnis model, partner bagus, dan teknologi yang sesuai dengan keinginan
market," kata
Head of Research & Big Data Telkom Indonesia, Komang Budi Aryasa.
(evn)