Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan
ride-hailing Grab menanggapi langkah ekspansi kompetitornya di Indonesia,
Gojek yang kemarin (12/9) baru saja diresmikan layanannya di Vietnam dengan nama
Goviet.
Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyatakan bahwa pihak Grab yakin layananannya akan tetap menjadi pilihan pelanggan di Vietnam, walaupun kini Go-Viet menawarkan layanan yang serupa di sana.
"Memang ekspansi [Gojek ke Vietnam] ini sudah dilakukan, tapi buat kami, kami yakin bahwa pilihan dari pengguna adalah kepada
service kami," kata Ridzki saat ditemui usai jumpa pers di bilangan Jakarta Utara pada Kamis (13/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Optimisme Grab ini didasarkan pada sejarah panjang bisnis yang mereka rintis di Vietnam. Ridzki mengatakan, perusahaannya sudah aktif di negara tersebut selama empat tahun.
Ia juga menambahkan Grab lebih dulu meluncurkan layanan GrabBike di Vietnam, ketimbang di indonesia.
Selama empat tahun beroperasi di sana, Ridzki mengklaim pihaknya telah memahami budaya penggunaan sepeda motor dengan baik, ditambah layannya yang saat ini sudah ada di 36 kota di Vietnam.
"Kami yang lebih mengerti, sudah lebih lama di sana [...] kami yakin kami bisa menjadi pilihan masyarakat," imbuhnya.
Pada Rabu (12/9) kemarin, Goviet yang mengadopsi layanan ride-hailing Gojek diresmikan di Vietnam, setelah sebulan layanan tersebut beroperasi di 12 distrik sekitar Ho Chi Minh City.
Dalam acara peresmian Goviet, Presiden Joko Widodo dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara turut hadir bersama CEO Gojek Nadiem Makarim.
(evn)