Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkap cara kerja dalam menguak
hoaks foto relawan
Front Pembela Islam (FPI) yang terjun ke Palu pascagempa Sulawesi Tengah.
Plt. Kepala Hubungan Masyarakat Ferdinandus Setu mengatakan awal mula keberadaan foto hoaks ini berdasarkan aduan dari masyarakat ke email resmi Kominfo
[email protected].
Kemudian setelah mendapat aduan tersebut, Kominfo menelusuri menggunakan mesin Ais untuk menganalisa atas kebenaran foto itu. Hasil penelusuran Kominfo menunjukkan foto tersebut sudah pernah disebarkan sebelum gempa bumi Sulawesi Tengah.
"Berdasarkan penelusuran tim Kominfo, memanfaatkan mesin pengais, foto tersebut merupakan kegiatan FPI saat membantu korban bencana tanah longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi, Jawa Barat pada 2015 lalu. Dengan kata lain, yang dinyatakan sebagai hoaks Kominfo adalah foto tersebut," kata Ferdinandus dalam keterangan resmi di situs Kominfo (4/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ferdinandus menegaskan sebuah foto bisa disebut hoaks berdasarkan ketidaksesuaian antara foto dengan caption atau judul foto tersebut. Dalam hal ini foto tersebut dipastikan hoaks karena foto adalah saat gempa bumi Sukabumi sedangkan captionnya adalah relawan gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa Palu 7,7 SR.
"Selain judulnya, captionnya, termasuk gambar yang menyertainya. Kalau dikatakan satu kesatuan fakta, ketika caption itu menyatu dengan foto, itu dikatakan sebagai fakta. Kami kategorikan sebagai hoaks, saat ada tidak sinkon antara caption yang disebut dan foto," tutur Ferdinandus.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan keberatan yang diungkapkan FPI salah sasaran karena Kominfo mengatakan yang hoaks adalah fotonya, bukan aksinya.
"Yang kemarin dinyatakan keberatan oleh FPI menurut saya ini dua hal yang berbeda. Apa yang dilakukan FPI benar. Mereka sudah membantu saudara-saudara kita di Palu. Tapi foto atau gambarnya ada orang yang membuat caption. Itu yang salah. Kita meluruskan," jelas Semuel.
Semuel meluruskan pihaknya tidak pernah menyatakan bahwa seluruh kegiatan bantuan sosial yang dilakukan oleh FPI di Sulteng adalah sebuah kebohongan dan hoaks.
"Kominfo bukan mengomentari kegiatan apa yang dilalukan FPI, tapi ada yang bikin status captionnya salah tidak sesuai foto. Yang kami sampaikan bahwa gambar yang diunggah di salah satu akun itu hoaks," kata Semuel.
(jnp/age)