Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus
kebocoran 500 ribu data pengguna
Google+ mendorong induk perusahaan,
Alphabet membekukan sementara layanan media sosial mereka. Isu kebocoran data pengguna sempat membuat banyak pihak khawatir terhadap aspek privasi yang dimiliki perusahaan.
Dalam jajak pendapat
(polling) yang dilakukan
CNNIndonesia.com melalui Twitter, kasus kebocoran data di layanan media sosial ternyata tak lantas membuat pengguna ketakutan.
Sekitar 56 persen netizen yang terlibat dalam polling mengaku kasus kebocoran data yang menimpa Facebook dan Google + tak membuat mereka ketakukan menggunakan layanan media sosial. Sekitar 147 dari 261 netizen mengaku mereka akan tetap menggunakan layanan media sosial seperti tak ada kasus apa pun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menyembunyikan dugaan kebocoran data pengguna Google+ sejak Maret lalu, Alphabet Inc. akhirnya memutuskan menutup sementara layanan media sosialnya. Dugaan kebocoran 500 ribu data pengguna membuat Google+ ditutup sementara selama 10 bulan.
Lewat unggahan di blog resminya, Google mengatakan pihaknya telah mendeteksi bug sejak Maret lalu dan memutuskan untuk tidak melaporkan lantaran khawatir ada pengawasan dari regulator.
Meski demikian, Google memastikan layannya akan mati suri hingga Agustus 2019. Pihak perusahaan juga mengatakan tidak ada pengembang yang mengeksploitasi kerentanan atau data yang disalahgunakan.
(evn)