Jakarta, CNN Indonesia --
Suzuki Indomobil Motor (SIM) belum siap sepenuhnya mengalihkan seluruh produksi kendaraan ke Euro 4. Produsen yang punya empat fasilitas perakitan kendaraan di Indonesia ini mengakui terkendala pengembangan Euro 4 pada dua model komersial, yaitu Carry dan APV.
"Jadi Ertiga dan Karimun sudah Euro 4, tapi Carry dan APV belum," ujar Shodiq Wicaksono, Deputy Director Procurement, PPC, QA, & DD Division SIM kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/10).
Di Indonesia, Carry dan APV masing-masing punya dua tipe bodi yaitu van dan pikap. Sepanjang tahun ini, mobil komersial Suzuki mewakili lebih dari 40 persen total penjualan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Shodiq, Suzuki masih ada kendala buat mengembangkan mesin 'jadul' G15 1.500 cc yang digunakan pada Carry dan APV untuk mencapai Euro 4. Selama ini mesin itu mengacu pada Euro 2.
Kendala diamali Suzuki, yaitu pada investasi dan waktu. Shodiq bilang investasi pengembangan bernilai besar dan tidak cukup waktu untuk melakukan pengembangan. Meski begitu SIM dikatakan punya strategi untuk menuruti kebijakan pemerintah.
Salah satu strateginya, ungkap Shodiq, SIM telah meminta kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebagai regulator yang mengeluarkan aturan Euro 4, agar menunda penerapan produksi kendaraan Euro 4 untuk segmen komersial.
"Bukan hanya Suzuki, tapi ada empat produsen lain yang meminta itu. Kita diberikan waktu sampai akhir Maret untuk Euro 4," ucap Shodiq.
Presiden Direktur SIM Seiji Itayama menolak bila dikatakan pihaknya tidak siap soal Euro 4. Eksekutif Jepang yang menjabat juga Presiden Direktur Suzuki Indomobil Sales ini menjelaskan pihaknya bakal siap Euro 4 sesuai tenggat waktu yang diberikan pemerintah.
"Cuma kalau komersial ini ditunda 6 bulan dari sekarang yaitu pada April tahun depan baru bulat. Bukan kami tidak siap, kami siap apabila pemerintah memberlakukan. Jangan lupa kami ekspor ke mancanegara termasuk Jepang dan lain-lain. Artinya kami punya produksi yang bisa dijual di mancanegara. Kami bisa Euro 5 dan Euro 6," ucap Itayama di hadapan wartawan Selasa (23/10).
(fea/mik)