Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengerahkan
Kapal Baruna Jaya I dalam misi pencarian pesawat
Lion Air JT-610 yang jatuh di Perairan Karawang pada Senin (29/10). Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT Hammam Riza mengatakan teknologi dalam Kapal Baruna Jaya I membuktikan bahwa Indonesia bisa berdikari tanpa harus bergantung pada teknologi miliki negara lain.
"Kami di BPPT berusaha mengoptimalkan seluruh peralatan teknologi agar kita bisa mandiri dan tidak bergantung kepada negara asing. Hilirisasi layanan teknologi BPPT dalam proses pencarian dan evakuasi JT610 menunjukkan peran teknologi yang signifikan," ujar Hammam dalam keterangan resmi kepada
CNNIndonesia.com, Senin (5/11).
Memasuki hari ke delapan, Kapal Baruna Jaya I terus digunakan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) untuk mencari
black box alias kotak hitam pesawat nahas tersebut.
"Kami terus evaluasi dan koordinasi bersama KNKT dan Basarnas untuk kelanjutan misi Search and Rescue (SAR), termasuk perluasan area pencarian, kata Hammam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hammam mengatakan betapa pentingnya peran penting teknologi dalam operasi SAR hingga pemetaan rawan bencana. Hal itu ia ungkap berdasarkan peran Baruna Jaya I yang berperan penting tidak hanya dalam kecelakaan kali ini, tapi juga dalam pemetaan bawah laut pasca Gempa Palu-Donggala, dan proses Identifikasi Kapal Sinar Bangun di Perairan Danau Toba, pertengahan 2018 ini.
"Inilah yang menjadi tugas BPPT untuk Indonesia, yakni dalam hal alih teknologi dan kliring teknologi. Itulah peran sesungguhnya BPPT bagi negara Indonesia. Agar kita tidak melulu memakai teknologi asing," tegasnya.
Sementara Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M. Ilyas menjelaskan bahwa Baruna Jaya I dilengkapi peralatan canggih seperti
Multi Beam Echo Sounder,
Side Scan Sonar, Magneto Meter atau (alat deteksi logam),
Ping Locator, dan
Remote Operate Vehicle (ROV).
"Kapal Baruna Jaya I dengan
Multi Beam Echo Sounder mampu memetakan dasar laut hingga 11 kilometer. Sekali menyapu dasar laut bisa mendapatkan data image dan topografi dasar laut. Ini untuk mengidentifikasi objek dasar laut," ujar Ilyas
Sebelumnya baru sebagian kotak hitam yang telah diamankan tim SAR dan telah diserahkan ke KNKT. Hari ini, KM Baruna Jaya I kembali melaut untuk mencari bagian lain dari kotak hitam di laut utara Karawang, Jawa Barat.
Kotak hitam yang dicari adalah yang berisi rekaman suara percakapan pilot di kokpit atau
cockpit voice recorder (CVR).
(jnp/age)