Kominfo: Fitur Baru WhatsApp Tidak 100 Persen Berantas Hoaks

Tim | CNN Indonesia
Selasa, 22 Jan 2019 07:10 WIB
Menkominfo Rudiantara mengaku pembatasan pengiriman pesan berantai (forward messages) milik WhatsApp tidak bisa menjamin 100 persen memberantas hoaks.
Ilustrasi. (Foto: antonbe/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengaku pembatasan pengiriman pesan berantai (forward messages) milik WhatsApp tidak bisa menjamin 100 persen hoaks hilang dari platfrom anak perusahaan Facebook tersebut.

Namun ia menegaskan setidaknya pembatasan penerusan pesan ini bisa menekan penyebaran informasi hoaks.

"Kita tidak bisa address hoaks 100 persen, setidaknya kita bisa mitigasi risikonya. kita bisa memitigasi number as lower as possible," ucap Rudiantara di kantor Kemenkominfo, Senin (21/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia tak menampik jika WhatsApp menjadi salah satu platform media sosial sebagai lahan penyebaran berita hoaks akibat fitur penerusan pesan. Informasi hoaks kerap berupa hasil penyalinan atau screenshot informasi dari Facebook.

"Modus operandi hoaks itu kalau dia post di Facebook sekali, setelah itu mereka take down sendiri dan kemudian mengambil screenshot dan membagikannya di WhatsApp. Screenshot ini kemudian menyebar di WhatsApp," katanya.

Rudi mengakui hal tersebut usai melakukan pertemuan dengan VP Public Policy & Communication WhatsApp Victoria Grand dan Lead of Public Affair Whatsapp Carl Woog.

Menurut Rudi, pihak WhatsApp telah menguji coba versi beta fitur pembatasan penerusan pesan. Ia menyebut Indonesia masuk dalam daftar negara prioritas yang akan menerima fitur tersebut untuk menangkal hoaks.

"Based study WhatsApp, mereka melihat di dunia, ada negara-negara yang prioritas. Konten yang tersebar, atau situasi yang  bagaimana viralitas hoaksnya harus di-address segera," tutur Rudiantara di kantor Kemenkominfo, Senin (21/1).

Rudi mengaku pihaknya mendukung kemunculan fitur tersebut untuk mengurangi informasi hoaks yang viral di kalangan pengguna internet di Indonesia.

"Victoria menyampaikan bahwa WhatsApp berikan fitur untuk membatasi jumlah forward, untuk mengurangi potensi viralnya hoaks. Kami sudah bicara sejak September 2018, tapi memang belum bicara ke teman-teman (media)," ucap pria yang kerap disapa Chief RA ini. (jnp/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER