Diisukan Pailit, Advan Klaim Bisnis Tumbuh Sehat

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Feb 2019 02:37 WIB
Setelah diisukan pailit, merek ponsel lokal Advan mengklaim bisnis mereka tumbuh sehat.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bangga Teknologi Indonesia selaku pemegang merek ponsel dan PC tablet Advan menjelaskan bahwa bisnis berjalan dengan sehat. Penjelasan ini muncul untuk mempertahankan kredibilitas yang menurun akibat isu misinformasi kepailitan.

Salah satu bentuk sehatnya bisnis Advan adalah produktivitas pabrik Advan terkait perakitan ponsel dan perangkat PC tablet.

"30 ribu unit smartphone per hari dirakit di pabrik Advan. Kuantitas produksi masih fluktuatif tapi ada beberapa masa kita full capacity," ujar General Manager Sales Advan Ellen Angerani Gunawan saat melakukan konferensi pers konfirmasi kepailitan di daerah Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/2).
Selain itu pada 2019, Ellen mengatakan pihaknya akan mengeluarkan dua produk setiap kuartalnya. Fokus Advan pada 2019 akan fokus menggarap segmen ponsel low-end.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"2019, akan memenuhi produk di level harga Rp 800 ribu dan Rp 1,5 juta. Tapi untuk tipe high-end dalam satu semester maksimum kami hanya dua tipe saja (yang harga Rp 2 juta ke atas)," ujar Ellen.

Ellen mengatakan Advan menargetkan peningkatan penjualan 20 persen pada tahun 2019 dari tahun sebelumnya. Ia mengatakan pihaknya mengeluarkan uang yang besar untuk divisi penelitian dan pengembangan (R&D). Saat ini Advan memiliki pusat R&D di China.

Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dimiliki Advan, disebut Ellen merupakan yang tertinggi di antara merek ponsel lokal. TKDN dalam setiap perangkat Advan mencapai 35,2 persen, sebelumnya perangkat TKDN Advan mencapai sekitar 34 persen.
Sehatnya bisnis Advan juga mengacu pada penghargaan yang pernah diraih Advan di Semarang. Advan meraih gelar sebagai perusahaan yang membayar pajak paling besar di Semarang.

Dalam kesempatan yang sama, Public Relations Manager Advan Mohamad Ilham Pratama menjelaskan dampak akibat misinformasi kepailitan memang tidak berdampak langsung terhadap penjualan. Akan tetapi, banyak pihak khususnya dealer utama dan toko yang mempertanyakan kredibilitas.

"Dampaknya kalau ke penjualan secara signifikan belum, tapi lebih ke mitra-mitra bisnis master dealer mereka tanya kebenaran pailit dan mungkin persepsi masyarakat umum yang sudah membaca," tutur Ilham. (jnp/age/age)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER