ANALISIS

Layar Lipat, Medan Tempur Baru Vendor Ponsel

CNN Indonesia
Jumat, 08 Mar 2019 08:15 WIB
Ponsel layar lipat diperkirakan menjadi medan tempur baru para vendor ponsel setelah lama berkutat di fitur kamera.
Layar yang lebih lega bakal muncul ketika ponsel layar lipat dibuka (CNN Indonesia/Agnes Savithri)
Membicarakan siklus kehidupan produk, saat ini ponsel layar lipat masih dalam tahap pengenalan atau introduksi ke pasar. Saat ini vendor sedang mencari dan menyempurnakan konsep ideal dari ponsel layar lipat.

"Kalau berbicara soal kemampuan belum benar benar optimal, secara dimensi visi belum optimal, kemudian dari skala ekonomi belum optimal. Intinya adalah ponsel lipat saat ini masih tahap mencari bentuk ideal dan mencari kemampuan," kata Herry.

Meskipun pihak Samsung atau Huawei sudah meluncurkan ponsel lipat pertama. Peluncuran ini juga pasti sudah dilakukan dengan berbagai pengujian internal mulai dari daya tahan hingga spesifikasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, Herry mengatakan sesungguhnya pasar yang akan melakukan pengujian. Pasar yang nanti menentukan spesifikasi hingga berbagai varian dari ponsel layar lipat ini.

"Memang benar Samsung dan Huawei sudah berjualan, tapi meskipun sudah lakukan pengujian internal perusahaan, tetap saja kondisi pasar yang akan tentukan. Perilaku pemakai itu beda-beda," ujar Herry.

Oleh karena itu, Herry memprediksi ponsel layar lipat ideal bisa ditemukan dalam satu hingga dua tahun lagi. Produsen masih harus melakukan berbagai riset dan pengembangan agar dapat melahirkan produk yang mendekati sempurna.

"Karena pasti selalu ada tahapan tahapan. Jangankan yang melipat, yang konteks layar tepian melengkung juga perlu proses agak lama," kata Herry.

Herry pun menanti para produsen untuk berani memproduksi ponsel layar lipat di dalam negeri. Dengan memproduksi di dalam negeri, artinya produsen memenuhi tingkat kompnen dalam negeri (TKDN) dengan skema manufaktur (hardware).

Selain itu, dengan semakin diminatinya ponsel layar lipat, maka pasti dibutuhkan stok ponsel yang pintar yang bisa dibantu dengan memproduksi di dalam negeri.

"Kalau pakai hardware saya tidak yakin pabrikan di sini mampu ponsel layar lipat, Yang jadi masalah beranikah mereka bawa produksi ke Tetap ada hitung-hitungan bisnis. Supaya vendor ini break even point (BEP) paling tidak harus masukan berapa ribu unit," kata Herry. (jnp/eks)

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER