Jakarta, CNN Indonesia --
Tri Hutchison Indonesia mengatakan konsolidasi dengan skema pengembalian
spektrum seperti bunuh diri. Sebab ketika bergabung, basis konsumen meningkat tapi akan mengurangi frekuensi spektrum jika mesti dikembalikan ke pemerintah.
"Tidak mungkin, bunuh diri namanya. Bagaimana mungkin gabungan dua pelanggan dengan
traffic dua kali lipat, spektrumnya
diturunin separuh," kata Danny dalam konferensi pers di Oakwood, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (8/3).
Padahal hasil konsolidasi dipastikan akan menggabungkan dua basis konsumen dari dua operator tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"A dengan 30 juta pelanggan itu punya 30 MHz spektrum. Perusahaan B dengan 50 juta pelanggan punya 50 MHz spektrum. Itu sudah pas pas-an buat melayani konsumen
Ketika bergabung dua-duanya 80 juta pelanggan," katanya lagi.
Sehingga, menurut Wakil Presiden Direktur Hutchison Tri Indonesia Danny Buldansyah mengatakan pengembalian frekuensi spektrum akan memperkecil kapasitas operator untuk memberi layanan pada konsumen.
Danny mengatakan rancangan aturan konsolidasi tersebut justru akan mengalokasikan frekuensi spektrum sesuai dengan kebutuhan dua perusahaan yang merger. Danny mengatakan pemerintah akan mengevaluasi kebutuhan spektrum operator yang berkonsolidasi.
"Kalau saya tahunya rancangan peraturan yang disebutkan pak Menteri Komunikasi dan Informatika justru melihat perusahaan 30 juta dan 50 juta pelanggan itu butuh spektrum berapa. Dan itu akan diberikan ke operator konsolidasi," kata Danny.
Sebelumnya, Dirjen SDPPI Ismail MT sempt mengungkap bahwa skema pengembalian spektrum perlu dilakukan karena spektrum bukan termasuk aset perusahaan, sehingga tidak bisa diperhitungkan dalam konsolidasi. Ia menyebut setelah spektrum dikembalikan, pemerintah akan melakukan pertimbangan untuk memberikan kembali spektrum sesuai dengan kebutuhan operator. Namun, Ismail menyebut pihaknya tengah mempertimbangkan soal aturan pengembalian frekuensi ini.
Dalam kesempatan yang sama Cliff Woo mengatakan pada 2018 Tri telah memberikan jarigan yang mencakup 170 juta penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2018, Tri telah menyambungkan masyarakat dengan jaringan internet seluler di lebih dari 7.900 pedesaan, di 281 kota.
Pada 2018 Tri telah menambahkan kapasitas jaringan di frekuensi 2,100 MHz dengan tambahan spektrum 5 MHz yang dialokasikan pemerintah. Hasilnya Tri mengalami peningkatan data traffic sebesar 80 persen.
Pada kuartal keempat 2018, Tri telah menggarap delapan ribu titik jaringan 4G/4.5G. Delapan ribu titik ini akan menjangkau sekitar 30 juta penduduk Indonesia.
(jnp/fea)