Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (
Kemkominfo) menyebut berita
hoaks semakin receh. Kendati demikian masyarakat sangat mudah terpercaya mempercayai berita hoaks yang receh ini.
Tenaga Ahli Menteri Kominfo Bidang Kebijakan Digital Kemkominfo Dedy Permadi mengambil contoh berita hoaks mengenai Lia Eden yang mengerahkan alien untuk mendukung Jokowi dan mengalahkan Prabowo. Dedy mengatakan banyak orang yang percaya dengan hoaks sereceh ini.
"Hoaks Ini ada di CekFakta.com. Saya rasa terlalu receh untuk jadi hoaks. Saya tanya ke Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) ternyata itu dipercaya orang. Sereceh itu bisa dipercaya orang," kata Dedy saat acara peluncuran fitur election tab Line Today di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedy mengakui pihaknya tak habis pikir mengapa hoaks tak masuk akal ini bisa dipercaya dan digunakan untuk menyerang pihak tertentu.
"Bayangkan, alien bo'. Dari mana aliennya. Jadi Kemkominfo kalau verifikasi itu sering geleng-geleng sendiri, kok seperti ini bisa dipercaya orang," kata Dedy.
Meski demikian, saat ditelusuri ke situs Cek Fakta, tidak ditemukan artikel yang disebutkan oleh Dedy. Namun, memang banyak hoaks yang menyebar di masyarakat baik mengenai Jokowi dan Prabowo yang beredar di internet.
Situs itu mengklarifikasi isu bahwa Didit Prabowo, anak dari Prabowo Subianto akan menikahkan para gay jika Prabowo terpilih jadi Presiden. Informasi ini beredar di Youtube dan Facebook. Namun, pihak cek fakta tak bisa memverifikasi video dan foto yang digunakan. Mereka juga membantah meme Prabowo yang menyebut "sholat itu gak penting."
Cek Fakta juga mengklarifikasi informasi salah yang menyebut kalau Ma'aruf Amin menganggap Jokowi sebagai cucu Sunan Kalijaga. Situs ini juga menyebut kalau isu soal pemerintahan sekarang dikuasai Kristen adalah berita hoaks.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Operasional Mafindo Dewi Sari mengingatkan masyarakat bisa mengunduh aplikasi Hoax Buster Tools di Play Store. Aplikasi ini bisa digunakan untuk mengecek apakah informasi yang mereka terima hoaks atau tidak. Pengguna juga bisa melaporkan berita hoaks melalui aplikasi ini.
"Respon dari laporan bisa satu sampai tujuh hari. Aplikasi ini baru ada di Play Store belum di App Store," ujar Dewi.
Dewi mengatakan saat ini pihaknya sedang memproses Aplikasi Hoax Buster agar bisa diunduh oleh pengguna Apple. Dewi mengakui Mafindo sebagai organisasi non pemerintah, diharapkan oleh masyarakat untuk melawan hoaks.
"Orang terlalu banyak berharap ke kami karena kami tidak berada di bawah pemerintah. Pihak luar juga merasa bahwa Mafindo itu semestinya bisa melakukan banyak hal karena lepas dari beban politis dan juga bersifat netral," ujar Dewi.
(jnp/eks)