Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah dua tahun melintasi tata surya, wahana antariksa
NASA Osiris-Rex tiba di dekat
asteroid Bennu untuk menyelesaikan misinya mengumpulkan sampel. Namun, ternyata menyentuh batu itu terbukti jauh lebih sulit daripada yang diperkirakan para ilmuwan.
Dilansir dari
AFP, tim Osiris-Rex mengatakan bahwa permukaan asteroid yang berdiameter 490 meter (1.600 kaki), tertutup batu dan batuan berukuran besar. Mereka berharap itu lebih halus dan lebih mudah untuk disentuh probe.
"Kami kembali ke papan gambar dan mulai berpikir lagi," Dante Lauretta, kepala misi dalam konferensi pers, Selasa (19/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamatan tim juga muncul dalam jurnal Nature. Probe dirancang untuk menuju area datar dengan radius 25 meter. Tetapi gambar berseri-seri sejak Desember menunjukkan bahwa tidak ada area yang besar yang bebas dari batu-batu besar.
Akibatnya, tim harus membidik lebih erat.
"Sekarang kita akan mencoba untuk mencapai pusat bullseye," kata manajer proyek Richard Burns.
Asteroid, yang mengorbit matahari, berjarak 85 juta kilometer (52 juta mil) dari Bumi.
Tujuan misi ini adalah menyentuh permukaan dengan lengan robot hanya selama lima detik pada Juli 2020, mengambil sampel antara 60 gram dan dua kilogram (dua ons hingga 4,4 pon) regolith.
Sampel akan disimpan di probe, yang akan kembali ke Bumi pada tahun 2023.
Bennu secara teknis dikenal sebagai puing-puing asteroid, yaitu terdiri dari potongan puing yang telah menghancurkan benda langit yang lebih besar dan berkumpul bersama di bawah pengaruh gravitasi.
(age)