Jakarta, CNN Indonesia -- Co-founder
Grab Tan Hooi Ling membagikan tips utama untuk membangun
startup. Menurutnya pertama-tama
startup harus pintar mencari
sweet spot di antara zona risiko dengan zona aman. Tan mengatakan
startup jangan terlalu bermain aman, tapi jangan juga terlalu bermain risiko.
"Kita jangan bermain terlalu berisiko atau terlalu aman, carilah sisi tengahnya. Tidak apa-apa kalau kalian melakukan kesalahan," kata Tan saat menjadi pembicara dalam acara Grab Thinkubator di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (28/3)
Perempuan berambut pendek ini mengatakan
startup harus segera bangkit apabila mengalami kegagalan. Terlebih esensi membangun sebuah
startup tak lain keberhasilan dalam mengatasi kegagalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena yang penting adalah bagaimana kalian bisa bangkit dari kesalahan tersebut dan tidak mengulanginya lagi," kata Tan.
Oleh karena itu ia membagikan tiga tips untuk membangun
startup. Tiga hal tersebut adalah 'Reflect, Rest and Reset'. Reflect yang dimaksud Tan adalah tim
startup harus melakukan refleksi terhadap kesalahan yang telah dilakukan.
"Kesalahan itu ada yang
easy mistake dan ada yang
big mistake. Kalau misalnya kita melakukan kesalahan strategis, beri sedikit ruangan dan step back. Refleksikan apa yang telah membuat kesalahan ini terjadi," imbuhnya.
Tan mengatakan langkah selanjutnya bagi para
startup adalah 'Rest' atau beristirahat terlebih dahulu. Kemudian
startup melakukan 'Reset' atau melakukan set ulang untuk mencari solusi dan memperbaiki kesalahan yang telah terjadi.
"Buat sedikit ruangan untuk kalian beristirahat. Setelah itu, kalian pikirkan apa yang bisa kalian lakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Setelah itu kalian bisa maju," jelasnya.
Sebelumnya, Thinkubator Conference dan Startup Competition digelar untuk mencari
startup decacom masa depan di lndonesia. Dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan Thinkubator adalah hasil dari kerja sama antara Grab dengan lima kementerian dan badan pemerintahan seperti Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kantor Staf Presiden, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Badan Ekonomi Kreatif.
Grab berencana menghadirkan program serupa ke berbagai negara Asia Tenggara untuk memberikan kesempatan lebih besar bagi perusahaan rintisan regional untuk berkembang.
(jnp/evn)