Jakarta, CNN Indonesia -- President
Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan pihaknya masih melakukan diskusi dengan pemerintah terkait penerapan tarif batas bawah dan atas ojek
online. Menurut Ridzki penetapan tarif ini memberikan kepastian bagi mitra pengemudi Grab.
"Kami sedang diskusi sekarang dengan pihak pemerintahan. Bagaimana kami menjalankan ini implementasinya menuju 1 Mei 2019," kata Ridzki usai acara Grab Thinkubator di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (28/3).
Kendati demikian Ridzki enggan mengomentari apakah penetapan tarif ini sesuai dengan keinginan perusahaan. Sebagai perusahaan rintisan yang telah menyandang status decacorn, Ridzki hanya mengatakan jika aturan pemerintah harus diikuti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peraturan pemerintah saya pikir tidak ada setuju dan tidak setuju. Ya itu adalah peraturan pemerintah sekarang kita akan bicara ke pemerintah bagaimana cara menjalankannya," ucapnya.
Ridzki mengatakan pihaknya selalu senantiasa membicarakan peningkatan kesejahteraan mitra dalam diskusi dengan pemerintah. Dalam diskusi penetapan tarif, Grab juga memikirkan agar penumpang tidak terbebani dengan tarif yang terlalu besar.
"Kesejahteraan mitra pengemudi pada saat yang sama juga untuk para penumpangnya sendiri. Saat ini kita sedang berkomunikasi aktif dengan pihak pemerintah juga untuk mempelajari lagi," kata Ridzki.
Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Darat telah menentukan tarif batas bawah tarif ojek online (ojol) berdasarkan tiga zona yang bakal berlaku mulai 1 Mei 2019.
Batas bawah tarif paling rendah ditetapkan sebesar Rp1.850 per km, sedangkan batas atas tarif paling tinggi ditetapkan sebesar Rp2.600 per kilometer.
(jnp/evn)