Jakarta, CNN Indonesia --
Chief operating officer Facebook Sheryl Sandberg mengatakan pihaknya tengah mencari cara untuk memperketat tayangan konten siaran langsung di
platform-nya.
Sandberg mengatakan nantinya konten siaran langsung bisa disiarkan berdasarkan kriteria tertentu.
Dilaporkan
Reuters, Facebook berencana memantau siapa saja yang bisa melakukan siaran langsung dan dipastikan tidak melanggar standar komunitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama, kami sedang menjajaki pembatasan siapa saja yang bisa melakukan siaran langsung. Kami juga berinvestasi untuk membuat teknologi yang lebih baik dalam mengidentifikasi video dan foto kekerasan yang akan diedit dengan cepat untuk mencegah orang membagikan kembali," tulis Sandberg dalam blog perusahaan.
Selain itu, Sandberg juga mengatakan pihaknya berupaya membuat kebijakan terhadap kelompok yang menebar kebencian.
Langkah ini ditempuh setelah beredar video pelaku penembakan membabi buta di dua masjid di Christchruch, Selandia baru yang menyiarkan langsung aksinya melalui Facebook. Kendati video aksinya terhenti hingga menit ke-17, namun peredarannya terus meluas hingga ke
platform YouTube, WhatsApp, dan Instagram.
Setelah menuai beragam kecaman, Facebook mengaku pihaknya telah mengidentifikasi dan menghapus lebih dari 1,5 juta video aksi teror Selandia Baru yang beredar di seluruh dunia.
Lambatnya respons Facebook terhadap peredaran video teror memicu gugatan dari komunitas muslim Prancis. Mereka menuduh Facebook mendukung aksi kekerasan dengan memberikan izin terhadap konten siaran langsung.
(reuters/evn)