Jakarta, CNN Indonesia -- Selama dilakukan pembatasan
media sosial dan pesan instan, banyak pengguna migrasi ke
Telegram. Menteri Komunikasi dan Informatika
Rudiantara mengungkap perlakuan yang dinilai berbeda tersebut.
"Betul (bisa dipakai). Penanganan Telegram berbeda. Kami memiliki jalur khusus dengan Telegram terkait radikalisme, terorisme, child abuse. Itu jadi prioritas," ujar Rudiantara, Kamis (23/5).
Rudiantara menjelaskan hal ini tidak bisa dilakukan terhadap WhatsApp. Pasalnya, Telegram bisa diidentifikasi akun satu per satu dan bisa ditake down satu per satu.
"Sementara itu, kalau WhatsApp, harus kami adress semua. WhatsApp kan gampang bisa pindah nomor," tambah Rudiantara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menegaskan semua media sosial dan platform chatting sama, tidak ada yang ditutup hanya dibatasi.
"Ini hanya sementara saja." jelas Rudiantara.
Dia mengungkap pembatasan ini efektif untuk meredam isu hoaks.
"Ya ada dampaknya. Jangan lupa ini kemenangan media mainstream. Setidaknya penguatan media mainstream. Tadinya orang liat di media sosial saja. Sekarang jadi liat TV dan baca koran," tegas Rudiantara.
(pris/age)