. Berbeda dengan seri sebelumnya, lantaran kali ini ponsel seri S hadir dalam tiga varian yakni
.
Sebagai flagship, ketiganya 'mendarat' secara resmi di Indonesia dan mulai dipasarkan pada 8 Maret lalu.
mendapat kesempatan untuk menjajal varian paling premium, Galaxy S10 Plus. Produk yang kami uji coba yakni varian RAM 1 TB dan memori internal 512 GB berwarna Ceramic Black yang dibanderol Rp24 juta.
Selain ponsel, dalam paket penjualan Samsung menyertakan kabel fast charging USB type-C dan earphone dengan konektor audio 3,5 mm. Berbeda dengan ponsel flagship besutan kompetitor, Samsung justru masih menyertakan lubang audio 3,5 mm untuk Galaxy S10 Plus.
Kelengkapan lain Samsung juga menyertakan USB OTG micro USB ke USB type-C, adapater OTG USB type-A ke USB type-C, buku garansi, panduan penggunaan, dan SIM card ejector. Untuk alasan keamanan, Samsung juga menyertakan screen proctector dan casing dalam paket penjualan.
Tak dipungkiri Samsung memberikan peningkatan cukup signifikan pada sisi desain yang tak lagi membuat 'poni' tetapi beralih ke layar 'berlubang'. Peningkatan signifikan lainnya terlihat pada kemunculan tiga kamera belakang dan dua buah di depan.
Samsung menyematkan layar dynamic AMOLED berukuran 6,4 inci (1.440x3.040 piksel) rasio layar 19:9. Rasio layar ke bodi ponsel Galaxy S10 Plus yakni 18,9 persen membuat tampilan lebih lapang.
Menyoal dimensi, sepintas Galaxy S10 Plus tidak jauh berbeda dari pendahulunya. Samsung memangkas panjang dan ketebalan Galaxy S10 yang memiliki dimensi 157,6 x 74,1 x 7,8 mm, sedangkan Galaxy S9+ 158,1 x 73,8 x 8,5 mm.
Dengan dimensi dan layar seluas 6,4 inci ponsel ini justru terlihat ramping dan tinggi. Desain layar melengkung di kedua sisi menjadi nilai estetika dan kenyamanan tambahan. Kemunculan bezel tipis di bagian atas dan bawah yang menjadi tren menjadikannya kian terasa nyaman untuk digunakan menonton video.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Saat melihat layar, Galaxy S10 Plus seakan-akan membuat ada lubang yang 'mengintip' dari layar Infinity-O. Desain kedua buah kamera depan yang berada di sisi kanan atas membuatnya tampak kontras saat layar sedang terkunci maupun ketika aktif digunakan.
Untuk penggunaan sehari-hari keberadaan lubang untuk kamera depan terasa tak mengganggu tapi malah menjadi daya tarik tersendiri. Anda bisa memilih untuk menggelapkan bagian 'lubang layar' untuk membuat kamera tersamarkan.
Samsung memberi sejumlah peningkatan, salah satu yang paling signifikan adalah sensor sidik jari di layar. Untuk pertama kalinya Samsung mendepak sensor sidik jari di punggung ponsel untuk ponsel flagship buatannya.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Sensor ultrasonik membuat pemindaian peta 3D yang diklaim lebih aman dibandingkan sistem sidik jari optik 2D. Menariknya, sensor ini memudahkan Anda membuka ponsel bahkan saat jari basah.
Ikon sensor di bagian bawah layar akan muncul saat layar ponsel diaktifkan. Cara ini tentu memudahkan sehingga Anda tak perlu mengira-ngira di mana sebaiknya meletakkan jari untuk dipindai.
Hanya terasa sedikit masalah saat dipakai yakni ketika Anda kurang memberi tekanan pada layar. Ponsel akan memberikan notifikasi yang meminta menekan jari ke layar lebih kuat.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Ponsel ini juga lebih ringan dengan bobot 175 gram, sementara Galaxy S9 Plus 186 gram. Material alumunium dengan bingkai silver membuatnya terlihat kokoh dan elegan.
Menyoal tombol fisik, ponsel ini dibekali tiga tombol fisik yakni tombol volume dan Bixby di sisi kiri serta tombol power di sisi kanan. Di sisi atas terdapat laci penyimpanan dua kartu SIM dan micro SD. Di sisi bawah terdapat lubang audio 3,5mm, USB type-C, dan speaker.
Beralih ke bagian belakang terdapat tiga kamera yang disusun secara horizontal dan sebuah flash. Sensor pendeteksi detak jantung disematkan tepat di samping flash dan ketiga kamera. Sebagai ponsel premium dengan kasta tertinggi saat ini, Galaxy S10 Plus menawarkan performa yang patut diperhitungkan. Samsung merilis dua varian Galaxy S10 Plus yakni yang menggunakan Qualcomm Snapdragon 845 dan Exynos 9810 untuk kawasan EMEA, termasuk Indonesia.
Tak dipungkiri saat
CNNIndonesia.com mencoba membuka aplikasi dengan ritme cepat atau ketika membuka beberapa aplikasi secara bersamaan, ponsel bisa bekerja dengan baik dan cenderung tanpa lag.
Untuk penggunaan sehari-hari dengan membuka satu atau dua aplikasi secara bersaman hingga bermain gim terasa sudah cukup mengakomodir. Saat dipakai untuk bermain gim, ponsel juga tidak terasa mudah panas.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Sama halnya ketika digunakan untuk streaming video. Layar ponsel yang lapang memberi kepuasan tersendiri saat menyaksikan serial dokumenter 'Street Food' di Netflix.
Tampilan paduan grafis bawaan membuat tampilan sudut kota dan detail makanan serta proses memasak terasa nyaman di mata. Namun tak dipungkiri setelah dipakai untuk menyaksikan film selama tiga jam, ponsel mulai terasa sedikit hangat di tangan.
Performa ponsel juga bisa terukur ketika digunakan untuk bermain gim PUBG. Kendati tidak disiapkan sebagai ponsel gim, namun performa Galaxy S10 Plus saat dipakai bermain gim bisa diandalkan.
 Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma |
Kemudahan navigasi seakan memanjakan penggunanya. Ditambah fitur ini sudah memberikan akses mudah ke sejumlah menu pengaturan, salah satunya fitur Wireless PowerShare.
Fitur PowerShare membuat ponsel bisa menjadi sumber daya untuk perangkat lainnya yang didukung teknologi wireless charging. PowerShare bisa menjadi asupan tenaga tambahan saat jam tangan Galaxy Active atau earphone Bluetooth Galaxy Buds kehabisan baterai.
Hanya saja, jika baterai ponsel hanya tersisa 30 persen maka fitur ini tidak bisa digunakan untuk berbagi daya kepada perangkat lain. Untuk menggunakan fitur ini, pengguna hanya perlu menarik togle di atas layar > aktifkan fitur Wireless PowerShare di bar menu pengaturan. Berikutnya perangkat yang hendak diisi ulang cukup ditempelkan di punggung ponsel.
 Fitur PowerShare. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Menyoal pasokan daya, Galaxy S10 Plus didukung baterai berkapasitas besar 4.100 mAh. Berkat baterai besar ini pul, Galaxy S10 Plus bisa dipakai selama satu hari penuh tanpa harus tergantung pada sumber listrik. Baterai besar juga membuat fitur Wireless PowerShare terasa manfaatnya.
Peningkatan lain yang tak luput dari perhatian Samsung adalah kemunculan tombol Bixby di sisi kiri body ponsel. Saat tombol ditekan, Bixby akan otomatis aktif dan siap digunakan. Pastikan Anda sudah masuk menggunakan akun Samsung untuk bisa memberikan perintah seperti mematikan notifikasi flash, mengunduh aplikasi, atau memindai objek yang ditemui untuk mencari informasi lebih detail. Galaxy S10 Plus hadir dengan tiga buah kamera belakang dan dua di bagian depan. Kamera belakang hadir dengan lensa 12MP sebagai lensa utama, 12MP lensa telephoto, dan 16MP lensa ultra-wide.
Sebagai ponsel premium, foto yang dihasilkan Galaxy S10 Plus memiliki paduan warna yang apik. Pun demikian foto yang dihasilkan tetap baik, kendati diabadikan di tempat yang kurang cahaya.
 Hasil foto landscape luar ruangan. (Foto: CNN Indonesia/Agustiyanti) |
Lensa ultra-wide membantu pengguna mengambil foto landscape. Paduan langit biru dan pohon yang menjulang tinggi bisa diabadikan dengan sudut pengambilan gambar 123 derajat.
Kendati demikian, Anda akan menemukan sedikit distorsi di sisi pinggir kamera. Pastikan jika Anda mengaktifkan ultra-wide untuk foto grup, semua orang berada tepat di tengah.
Beralih ke lensa telephoto, Galaxy S10 Plus bisa mengabadikan foto bokeh berkat lensa 12MP. Khusus untuk fitur satu ini, Samsung membekali sejumlah fitur tambahan yang membuat hasil foto bokeh semakin menarik.
 Hasil foto luar ruangan malam hari. (Foto: CNN Indonesia/ Ervina Anggraini) |
Efek latar belakang yang dibuat kabur semakin beragam, salah satunya yang membuat objek foto terlihat berwarna dan latar belakang berwarna hitam putih.
Tak dipungkiri fitur kamera memang menjadi salah satu daya pikat keunggulan Galaxy S10 Plus. Hasil kamera saat kondisi siang hari atau kondisi pencahayaan memadai terasa cukup memadai bagi pengguna.
Kendati hasil foto masih bisa dikenali saat kondisi redup atau saat malam hari. Hanya saja saat foto di-zoom tetap tak bisa menyembunyikan noise.
 Hasil foto dalam ruangan kondisi redup. (Foto: CNN Indonesia/ Ervina Anggraini) |
Galaxy S10 Plus hadir dengan dua kamera depan dengan lensa 10MP dan 8MP untuk efek bokeh. Dibandingkan dua varian Galaxy S10 lain, hanya Galaxy S10 Plus yang memiliki dua kamera depan.
Fitur bokeh kamera depan bernama 'live focus' ini hadir dengan sejumlah efek seperti 'zoom' dan 'spin'. Pengguna bisa menyesuaikan intensitas efek sebelum atau sesudah pengambilan foto.
 Hasil foto kamera depan efek blur. (Foto: CNN Indonesia/ Ervina Anggraini) |
Layaknya ponsel Android kebanyakan, Galaxy S10 Plus juga dilengkapi fitur 'beautify' yang bisa membuat kulit wajah mulus. Samsung menamakan fitur kecantikannya itu 'scene optimizer' yang bisa mendeteksi objek dan memaksimalkan hasil foto.
Fitur 'shot suggestion' membantu pengguna mendapat panduan untuk memotret di area fokus tertentu. Fitur ini akan otomatis aktif saat kamera mengarah ke satu objek. Samsung seakan ingin memperkuat kesan kasta tertinggi lewat generasi penerus seri S. Kemunculan Galaxy S10 Plus yang menjadi penanda pendaratan ponsel flagship seri S selama satu dekade membuktikan perjalanan panjang Samsung.
Sebagai ponsel dengan spesifikasi tertinggi Galaxy S10 Plus membuktikan kemunculan semua fitur yang bisa berjalan mulus tanpa hambatan untuk penggunaan sehari-hari. Meskipun body ponsel terasa licin jika dipakai tanpa menggunakan pelindung.
Selain dari sisi prosesor, aspek kamera, desain dan fitur pendukung lain melengkapi ponsel yang dihargai mulai dari Rp8,8 juta hingga Rp13 juta.
Secara keseluruhan performa Galaxy S10 Plus sebanding dengan harga jualnya. Hanya saja, aspek kamera masih ditemui noise pada hasil foto. Memang tak bisa dipungkiri jika kamera ponsel masih belum bisa menandingi kemampuan kamera DSLR.
Kelebihan
- Performa tanpa lag
- Baterai awet
Kekurangan
- Hasil foto noise
- Pelindung belakang ponsel licin
Spesifikasi
Dimensi/ bobot | 157.6 x 74.1 x 7.8 mm/ 175 gram |
Material | Front glass (Gorilla Glass 6), back glass (Gorilla Glass 5), aluminum frame Front glass (Gorilla Glass 6), ceramic body |
Layar | Dynamic AMOLED capacitive touchscreen, 16M colors |
| 6.4 inches, 103.8 cm2 (~88.9% screen-to-body ratio), 1440 x 3040 pixels, 19:9 ratio (~522 ppi density) |
| Corning Gorilla Glass 6, HDR 10+, Always-on Display |
OS | Android 9.0 (Pie); One UI |
Cipset | Exynos 9820 (8 nm), Octa-core (2x2.73 GHz Mongoose M4 & 2x2.31 GHz Cortex-A75 & 4x1.95 GHz Cortex-A55) |
GPU | Mali-G76 MP12 |
Memori | 1 TB, 12 GB RAM, 128/512 GB, 8 GB RAM/ microSD up to 1TB |
Kamera | Belakang |
| 12 MP, f/1.5-2.4, 26mm (wide), 1/2.55",1.4µm, Dual Pixel PDAF, OIS |
| 12 MP, f/2.4, 52mm (telephoto), 1/3.6",1.0µm, AF, OIS, 2x optical zoom |
| 16 MP, f/2.2, 12mm (ultrawide), 1.0µm, LED flash, auto-HDR, panorama |
| video: 2160p@60fps, 1080p@240fps, 720p@960fps, HDR, dual-video rec. |
| Depan |
| 10 MP, f/1.9, 26mm (wide), 1.22µm, Dual Pixel PDAF |
| 8 MP, f/2.2, 22mm (wide), 1.12µm, depth sensor, Dual video call, Auto-HDR |
| video: 2160p@30fps, 1080p@30fps |
WiFi | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac/ax, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot |
Bluetooth | 5.0, A2DP, LE, aptX |
GPS | Yes, with A-GPS, GLONASS, BDS, GALILEO |
NFC | Yes |
USB | 3.1, Type-C 1.0 reversible connector |
Sensor | Fingerprint (under display), accelerometer,gyro, proximity, compass, barometer, heart rate, SpO2 |
Baterai | Non-removable Li-Ion 4100 mAh battery |
| Fast battery charging 15W |
| Fast wireless charging 15W |
| Power bank/Reverse wireless charging 9W |
Warna | Prism White, Prism Black, Prism Green, Prism Blue, Canary Yellow, Flamingo Pink, Ceramic Black, Ceramic White, Cardinal Red, Smoke Blue |
Harga | Mulai dari Rp10,5 juta hingga Rp24 juta |