Huawei Kehilangan Kasus Pencurian Rahasia Dagang di AS

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 01 Jul 2019 05:04 WIB
Juri pengadilan Amerika Serikat telah mengakhiri kasus pencurian rahasia dagang antara Huawei dan perusahaan semikonduktor CNEX.
Ilustrasi. (REUTERS/Aly Song)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juri pengadilan Amerika Serikat telah mengakhiri kasus pencurian rahasia dagang antara Huawei dan perusahaan semikonduktor CNEX.

Huawei telah menggugat CNEX di Pengadilan Negeri AS di Sherman, Texas karena penyelewengan rahasia dagang yang melibatkan teknologi kontrol memori dan untuk 'membajak' karyawannya. Juri menolak klaim tersebut.

Namun, juri pun menemukan pendiri CNEX gagal memberi tahu perusahaan tentang pengajuan patennya.
CNEX mengajukan gugatan balik, menuduh Huawei berusaha mencuri teknologinya dengan menyamar sebagai pelanggan dan menyebut klaim asli bagian dari suatu pola oleh Huawei untuk mendapatkan rahasia orang lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juri menemukan Huawei telah menyalahgunakan rahasia CNEX tetapi tidak memberikan dampak kerusakan.

"Ini adalah kemenangan untuk supremasi hukum dan untuk standar global perilaku korporasi yang etis," kata Penasihat Umum CNEX, Matthew Gloss.

"Kasus ini bukan tentang uang."

Huawei telah mengajukan gugatan untuk membatalkan larangan penjualan AS di hadapan hakim Texas yang sama dengan gugatan rahasia dagang. Dua unit Huawei secara terpisah menghadapi dakwaan di pengadilan federal di Seattle karena berkonspirasi mencuri rahasia T-Mobile US antara 2012 dan 2014.
Presiden Manajemen Risiko Huawei Tim Danks mengungkapkan Huawei sedang mengkaji keputusan tersebut dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.

Salah satu pendiri CNEX, Yiren Huang yang keluar dari Huawei dan ikut mendirikan CNEX beberapa hari kemudian.

Huang dituduh melanggar kontrak kerja yang mengharuskannya untuk memberi tahu perusahaan tentang paten apa pun yang diperolehnya dalam satu tahun setelah meninggalkan perusahaan.

Namun, hal tersebut tidak memberikan kerusakan Huawei. Danks menyebut hasilnya sebagai vonis campuran dan mencatat perusahaan kecewa karena juri tidak memberikan ganti rugi setelah mendapati Huang melanggar perjanjian kerjanya.

Huawei telah menggugat CNEX dan salah satu pendirinya, Huang pada 2017 dan 'mengejar' setidaknya US$85,7 juta kerusakan dan hak atas teknologi kontrol memori perusahaan di San Jose, California.
"Hal-hal yang menurut Huawei bukan rahasia dagang," kata pengacara CNEX Deron Dacus di pengadilan pada awal persidangan awal bulan ini.

Dia lebih lanjut menggambarkan gugatan itu sebagai runtutan intimidasi.

Amerika Serikat secara efektif telah melarang agen-agennya untuk membeli peralatan telekomunikasi Huawei dan melarang perusahaan-perusahaan AS untuk melakukan bisnis dengan Huawei.

AS mengklaim perusahaan tersebut merupakan ancaman terhadap keamanan nasional. (age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER