Jakarta, CNN Indonesia --
Google dikabarkan mengembangkan sistem operasi
Fuchsia sebagai alternatif saat
Android suatu saat tidak mampu bersaing.
Sama halnya dengan Android, Fuchsia juga dibuat sebagai sistem operasi open source.
Indikasi kemunculan Fuchia diketahui saat situs khusus pengembang aplikasi fuchsia.dev yang berisi instruksi dan cara pengembang menggunakannya. Saat ini Fuchsia masih dalam tahap pengembangan awal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip
Phone Arena, situs Fuchsia juga memuat penjelasan cara kerja sistem operasi tersebut. Berbeda dengan Android yang berjalan dengan kernel Linux, Fuchsia menggunakan microkernel Zircon yang sebelumnya mengusung nama Magenta.
Raksasa teknologi dunia ini memastikan kemunculan Fuchsia bukan untuk mematikan Android atau Chrome.
"Kami sedang mempelajari apa yang baru di ranah sistem operasi. Orang-orang sangat bergembira mengatakan 'oh, ini merupakan Android model baru', atau 'ini adalah OS Chrome yang baru'," tulis Google seperti mengutip
GSM Arena.
"Tapi Fuchisa bukan soal itu. Fuchsia adalah soal sistem operasi yang lebih terkini dan bisa disematkan ke dalam produk lain," tulis Google.
Sebelum merilis situs khusus pengembang, kemunculan Fuchsia pertama kali diketahui publik lewat kode misterius yang muncul di situs Github pada Agustus 2016. Hanya saja saat itu Google tidak merilis pengumuman resmi terkait Fuchsia.
Pengembang Android disebut bisa menggunakan lintas platform Flutter SDK untuk menyusun aplikasi ke versi Fuchsia. OS Fuchsia pada November 2018 dikabarkan menyatakan dukungan untuk cip Kirim 970 buatan Huawei yang disematkan ke ponsel Honor Play.
[Gambas:Video CNN] (evn)