Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat menilai munculnya program beasiswa khusus kreator
Youtube merupakan bentuk apresiasi universitas di abad ke-21 di mana perkembangan
teknologi semakin pesat.
"Tradisi jalur prestasi kita kan hanya yang jelas olahraga, mungkin ini bentuk dari usaha apresiasi di abad ke-21," kata pendidikan sekaligus peneliti di Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) Nisa Felicia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (2/7).
"Selama ini jalur prestasi yang ada memang prestasi yang kovensional seperti olahraga, seni lalu akademik misalnya olimpiade. Kalau sekarang memang ingin lebih kontekstual bahwa konten kreator ibaratnya suatu pencapaian juga," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program beasiswa untuk Youtuber ini juga dinilai Nisa sebagai sebuah gebrakan yang menarik dan menimbulkan motivasi positif bagi siswa-siswi yang masih duduk dibangku sekolah untuk membuat keahlian seperti menjadi Youtuber.
Perlu standar Ilustrasi Youtuber(CNN Indonesia/Tri Wahyuni) |
Namun, hal yang perlu diperhatikan menurut Nisa ialah universitas terkait harus merinci kriteria yang jelas untuk para Youtuber yang mendaftar beasiswa itu seperti konten video yang disajikan. Sebab, fenomena Youtuber saat ini dinilai belum memenuhi standar yang jelas, apakah termasuk bakat atau bukan.
Pada dasarnya, sebagai pengamat pendidikan, Nisa mengapresiasi langkah universitas yang membuka beasiswa untuk Youtuber karena menganggap menjadi konten kreator adalah sebuah bakat atau keterampilan diri.
"Kalau buat saya, boleh-boleh saja karena universitas merasa itu [Youtuber] adalah suatu bakat, keterampilan diri karena untuk membuat konten kan pasti perlu ada keahlian," tuturnya.
Senada dengan Nisa, pengamat pendidikan dari Advisor Paramadina Institute for Education Reform Mohammad Abduhzen menilai program beasiswa khusus Youtuber itu bagus tetapi harus ada dasar akademiknya dan relevan dengan keahlian calon penerima beasiswa.
"Saya rasa bagus tetapi tentu harus ada basis akademiknya dan relevan dengan kecakapan yang dimiliki para Youtuber itu," tulis Abduhzen melalui pesan singkat yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (2/7).
Selain merinci syarat dan ketentuan saat menyeleksi para Youtuber, Nisa juga menyebut universitas perlu memikirkan penempatan jurusan yang tepat. Pasalnya, biasanya mahasiswa dari jalur prestasi diharapkan bisa membawa nama baik buat universitas dengan keahlian yang dimiliki.
"Mereka ini mau masuk ke jurusan yang bagaimana? Mau studi apa? Misal saya dulu masuk universitas dari jalur atlet, jalur atlet itu diharapkan bahwa universitas akan mengangkat nama kampus pada saat pertandingan. Kampus pasti punya ekspektasi tinggi tertentu ke mereka," jelas Nisa.
[Gambas:Video CNN]
Kendati demikian, program beasiswa itu berpotensi memunculkan polemik di masyarakat. Sebab, dapat menggeser "arti" beasiswa karena program ini hanya diperuntukan untuk masyarakat yang kurang mampu.
"Sebenernya itu [beasiswa untuk youtuber] menggeser arti beasiswa juga karena dulu kan beasiswa itu untuk anak-anak kurang mampu. Sekarang kalau buat youtuber, mereka punya fasilitas, ada internet, artinya anak-anak yang memang sudah ada modal," jelas Nisa
"Mungkin ada calon mahasiswa dari kelompok tertentu yang tidak kebagian [beasiswa] terutama dari anak-anak dari keluarga miskin misalnya buat mereka akses internet itu masih mewah, ya berarti makin susah untuk dapat beasiswa," lanjut dia.
Oleh karena itu, Nisa menyarakan kepada universitas untuk membuka beasiswa lain sehingga masyarakat yang bukan berprofesi sebagai youtuber dapat mendaftar.
Berbeda dengan Nisa, Abduhzen menilai pemberian beasiswa kepada Youtuber tidak memengaruhi nilai dasar dari beasiswa.
"Jalur beasiswa itu biasanya untuk mereka yang berpotensi akademik tetapi secara ekonomi lemah. Namun bagi mereka yang memiliki prestasi atau kelebihan tertentu, tidak masalah diberi beasiswa sebagai apresiasi atau penghargaan," jelas dia.
 Ilustrasi (REUTERS/Beawiharta) |
Pengaruh beasiswa YoutuberSelain itu, menyoal pengaruh yang ditimbulkan seperti perubahaan berpikir siswa untuk menjadi seorang youtuber, Abduhzen mengatakan kemungkinan akan ada pengaruh tetapi hanya sedikit.
Namun, jika pemerintah dan universitas tersebut menggaungkan program beasiswa untuk youtuber secara masif, pasti dampak yang ditimbulkan akan sangat besar.
"Saya pikir pengaruhnya ada tetapi kecil saja, kecuali pemerintah atau universitas tersebut mengeksposnya secara besar-besaran. Menurut saya perlu diangkat karena inspirasi bahwa kalau berprestasi [apa saja] jalur beasiswa dan berbagai kemudahan jadi terbuka," pungkasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, UPN Veteran Jakarta dan STKIP BBG Banda Aceh tengah membuka program beasiswa khsusus youtuber untuk jenjang pendidikan Strata 1 (S1).
Kedua universitas tersebut menilai program beasiswa itu sebagai bentuk apresiasi mereka kepada konten kreator demi memajukan industri kreatif khususnya di bidang teknologi digital.