Jakarta, CNN Indonesia --
Amazon mengikuti langkah
SpaceX untuk meluncurkan jejaring
satelit internet miliknya ke orbit. Niatan perusahaan milik Jeff Bezos ini telah diajukan kepada FCC (Federal Communications Commission), badan regulasi komunikasi independen di Amerika Serikat.
Konstelasi satelit yang dinamakan Proyek Kuiper ini akan meluncurkan 3.236 satelit. Satelit itu akan melayang berkelompok dalam 98 orbital dan terbang di ketinggian 590 hingga 630 kilometer.
Proyek Kuiper nantinya akan terhubung dengan layanan Amazon Web Service (AWS). AWS sendiri menyediakan layanan komputasi awan (cloud computing) bagi perorangan, perusahaan, dan pemerintah yang bisa digunakan sesuai permintaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah bagian dari rencana Amazon untuk menghubungkan puluhan juta pengguna di seluruh dunia.
"Misi Amazon adalah menjadi perusahaan yang memusatkan perhatian kepada pelanggan di Bumi. Sistem Kuiper adalah salah satu proyek ambisius kami untuk memenuhi misi ini," tulis surat permintaan izin tersebut, seperti dikutip
Geek Wire.
Dalam suratnya, Amazon menyebut 3,8 miliar orang di seluruh dunia tak memiliki koneksi internet pita lebar yang memadai. Selain itu, 21,3 juta pengguna AS juga tak memiliki akses ke layanan internet kabel.
Namun, Amazon mewanti-wanti kalau saat ini layanannya ini belum bisa melayani seluruh bagian Amerika Serikat, sebagai contoh satelitnya tak akan ditempatkan di atas Alaska, seperti dikutip
Endgadget.
Satelit ini akan menggunakan pita frekuensi Ka, seperti yang digunakan Iridium, rekanan Amazon yang bergerak di industri pengembangan satelit. Perusahaan itu juga menyadari adanya potensi sampah antariksa dengan menerbangkan ribuan satelit ini.
Sehingga, penyedia layanan itu menyebut satelit mereka akan jatuh ke Bumi dalam 10 tahun, tak peduli mereka masih terhubung dengan stasiun di Bumi atau tidak.
Namun, dalam surat pengajuan izinnya itu, Amazon tidak menjelaskan kapan mereka akan meluncurkan satelit-satelit itu ke orbit.
Sebelumnya, SpaceX telah meluncurkan konstelasi satelit mereka ke orbit lewat Proyek Starlink. CEO SpaceX Elon Musk sempat menyebut perusahaannya menargetkan proyek Starlink ini akan menghasilkan lebih dari US$30 miliar per tahun.
Selain dua perusahaan ini, masih ada perusahaan lain yang memiliki ambisi serupa. OneWeb Telesat dan LeoSat Technologies juga berencana membuat satelit LEO (
Low Earth Orbit-orbit rendah Bumi). Hal ini mengundang pertanyaan dari para ahli, berapa banyak konstelasi satelit yang dibutuhkan dunia dan berapa banyak satelit yang bisa ditangani oleh langit kita.
[Gambas:Video CNN] (eks/eks)